Bareksa.com - Investasi memang harus dimulai dari sedini mungkin. Semakin cepat kamu memulai investasi, maka semakin besar pula return atau hasil yang akan didapatkan. Salah satu jenis instrumen investasi yang bisa dipilih adalah reksadana.
Reksadana termasuk ke dalam investasi yang mudah dilakukan, karena uang yang kita investasikan dikelola oleh pihak profesional yang sudah ahli di bidangnya, yakni manajer investasi (MI).
Manajer Investasi berperan penting terhadap hasil yang akan kita dapatkan. Karena itu, kamu perlu memperhatikan beberapa tips berikut agar investasi kamu di reksadana bisa memberikan keuntungan yang besar.
1. Menilik Sejarah Manajer Investasi
Ibaratnya, semakin tua berarti semakin berpengalaman. Kita perlu melihat historis atau sepak terjang manajer investasi sebelum kita memilih suatu produk reksadana.
Jika MI yang kita pilih sudah lama berkiprah di dunia pasar modal, maka MI tersebut berarti telah berpengalaman dalam menghadapi naik turunnya pasar keuangan. Produknya pun bisa diandalkan.
2. Cara Manajer Investasi Mempertahankan Kinerja
Performa yang bagus saat pasar menguat adalah hal yang wajar. Namun, sedikit MI yang mencatat kinerja bagus saat pasar sedang anjlok. Karena itu, kita perlu melihat cara MI mempertahankan kinerja reksadana yang dikelolanya di saat pasar sedang tidak baik.
3. Melihat Dana Kelolaan (asset under management/AUM)
Semakin besar dana kelolaan berarti menunjukan tingkat percayaan yang tinggi oleh masyarakat, karena menandakan banyaknya masyarakat yang percaya terhadap keahlian si MI dalam mengelola portofolio reksadananya. Namun, perlu diingat bahwa dana kelolaan yang besar tidak menjamin imbal hasil atau return yang tinggi pula.
4. Membeli Jenis Reksadana yang Berbeda
Investasi sejatinya membutuhkan diversifikasi. Diversifikasi produk bertujuan untuk membatasi kerugian ketika pasar sedang turun. Membeli tiga produk reksadana saham dari MI yang berbeda bukanlah diversifikasi. Diversifikasi bisa dilakukan dengan membeli jenis reksadana yang berbeda, misalkan reksadana pasar uang dan reksadana pasar saham.
5. Sebagai Investor, Perlu Menyikapi Penurunan Pasar dengan Bijak
Ketika pasar tidak terlalu baik, sebagai investor kita tidak perlu panik. Ketika bursa sedang turun, investasi reksadana bisa saja rugi, apalagi saham yang memang memiliki risiko tinggi. Namun, kembali lagi bahwa investasi pasar modal adalah investasi jangka panjang. Penurunan tidak akan menyurutkan keuntungan kita di masa mendatang.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.