BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Suku Bunga Acuan Turun Lagi, Reksadana Pasar Uang Lebih Menarik Dari Deposito

Bareksa23 September 2019
Tags:
Suku Bunga Acuan Turun Lagi, Reksadana Pasar Uang Lebih Menarik Dari Deposito
Ilustrasi suku bunga acuan the fed yang dilambangkan dengan persentase dan boneka figure kecil di atas keyboard laptop komputer

Bank Indonesia memangkas BI 7DRRR menjadi 5,25 persen per tahun

Bareksa.com – Tingkat suku bunga acuan turun lagi, sehingga menekan imbal hasil tabungan dan deposito perbankan. Di tengah tren penurunan suku bunga ini, investasi reksadana pasar uang masih memberikan return lebih menarik dibandingkan dengan deposito bank.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada hari Rabu dan Kamis (18-19 September 2019) memutuskan untuk memangkas 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps, dari sebelumnya 5,5 persen menjadi 5,25 persen. Penurunan suku bunga acuan oleh BI tersebut membuat bunga deposito perbankan juga semakin mengecil.

Dampaknya, instrumen deposito yang menjadi aset reksadana pasar uang berpotensi menekan kinerja reksadana pasar uang, yang memiliki aset deposito dalam portofolionya. Sebagai informasi, reksadana pasar uang bisa berinvestasi hanya pada instrumen pasar uang, yakni deposito dan obligasi bertenor kurang dari satu tahun.

Promo Terbaru di Bareksa

Namun, para manajer investasi optimistis dapat mempertahankan kinerja rekadana pasar uang dengan mengandalkan obligasi bertenor kurang dari satu tahun untuk dapat mendongkrak kinerja reksadana dengan risiko paling rendah tersebut.

Dengan demikian, reksadana pasar uang masih tetap menarik untuk dibeli karena bisa menawarkan imbal hasil lebih tinggi atau setara dengan deposito. Namun enaknya, dana investasi di reksadana pasar uang tidak akan dikunci seperti di deposito, alias bisa dicairkan kapan saja.

Karena pencairan reksadana pasar uang yang bisa dilakukan kapan saja, atau lebih likuid, instrumen ini tentu lebih menarik daripada deposito. Investor bisa mencairkan dana investasinya di reksadana pasar uang dalam satu hari setelah transaksi (T+1) atau (T+2). Sementara itu, pencairan di deposito ada jadwalnya, atau kita bisa dikenakan denda atau pinalti.

Kinerja Reksadana Pasar Uang

Berdasarkan data Bareksa, dalam periode satu tahun terakhir (20/09/2018 – 20/09/2019) kinerja reksadana pasar uang secara umum yang tercermin dari indeks reksadana pasar uang sudah mencatatkan kenaikan 5,29 persen dalam setahun terakhir.

Illustration

Sumber: Bareksa

Bahkan, lima produk reksadana pasar uang di Bareksa berhasil mencatatkan kenaikan dari 6,88 hingga 7,20 persen dalam periode yang sama. Angka tersebut jelas lebih menarik dibandingkan dengan suku bunga deposito setelah dipotong pajak 20 persen.

Sebagai gambaran, berdasarkan data penawaran bunga deposito perbankan yang dihimpun Pusat Informasi Pasar (PIPU) Bank Indonesia per Jumat (20/09/2019), bunga deposito tenor 12 bulan, penawaran tertinggi datang dari Bank ICBC Indonesia dan Bank UOB Indonesia yang masing-masing menawarkan bunga 6,8 persen (belum termasuk potong pajak).

Setelah dipotong pajak 20 persen, imbal hasil bersih yang didapat dari 6,8 persen menjadi tinggal 5,44 persen. Jika dibandingkan dengan kinerja reksadana pasar uang dengan return tertinggi yang dijual Bareksa dalam periode satu tahun terakhir yakni Sucorinvest Money Market Fund, maka ada selisih sekitar 1,76 persen.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa reksadana pasar uang masih lebih menarik dibandingkan dengan deposito perbankan, meski saat ini suku bunga acuan sudah turun. Hal tersebut dapat dilihat dari imbal hasil bersih setelah pajak yang bisa lebih tinggi dari deposito.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/hm)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,96

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,08

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,18

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.269,81

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua