Bareksa.com - Di tengah kondisi bursa saham domestik yang mengalami tren konsolidasi, kinerja indeks reksadana saham justru terlihat lebih buruk dibandingkan dengan kinerja IHSG.
Berdasarkan data Bareksa per 12 September 2019, Indeks reksadana saham tercatat melemah 3,01 persen year to date (YtD) dan indeks reksadana saham syariah anjlok lebih dalam yakni 10,77 persen YtD, di saat IHSG mampu bertumbuh 2,38 persen (YtD).
Secara umum, tujuan utama kita berinvestasi adalah mendapatkan imbal hasil (return) yang maksimal sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan di masa depan tanpa khawatir adanya inflasi.
Investasi reksadana bisa menjadi pilihan bagi masyarakat karena modalnya terjangkau dan kini bisa dibeli secara online, seperti di marketplace investasi Bareksa.
Untuk investor yang memiliki tujuan keuangan jangka panjang (di atas 5 tahun), reksadana saham bisa menjadi pilihan. Reksadana jenis ini mengalokasikan mayoritas dana investasinya ke dalam portofolio saham dan dikombinasikan dengan instrumen pasar uang (deposito).
Secara lebih rinci, reksadana saham menempatkan asetnya minimal 80 persen dana investasinya ke dalam instrumen saham. Sedangkan sisanya, yakni maksimal 20 persen akan ditempatkan pada instrumen pasar uang (termasuk deposito).
Tujuan reksadana saham adalah untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif lebih tinggi dibandingkan ketiga jenis reksadana yang lain, namun memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi pula.
Di marketplace investasi Bareksa, saat ini terdapat 72 produk reksadana saham yang bisa dibeli. Dalam jangka waktu year to date (hingga 12 September 2019), sebanyak 31 produk (43,06 persen) mampu memberikan return di atas IHSG.
Top 5 Reksadana Pendapatan Tetap Return Tertinggi (YtD per 12 September 2019)
Sumber: Bareksa
Dari lima produk reksadana saham dengan return tertinggi yang dijual Bareksa, tiga di antaranya merupakan produk dari PT Sucorinvest Asset Management, menandakan adanya kemungkinan racikan salah satu saham yang sama pada ketiganya.
Mengacu pada fund fact sheet yang diterbitkan perusahaan, ternyata ketiganya memiliki saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) dalam top holdings portofolionya, sehingga tidak mengherankan jika ketiga produk Sucorinvest masuk jajaran tertinggi.
Sebagai informasi, saham ANTM sepanjang tahun ini memang bergerak sangat atraktif, di mana saham pertambangan emas itu sudah mencatatkan kenaikan 46,41 persen YtD. Hal tersebut jelas menjadi pendorong bagi reksadana yang menjadikan saham ANTM sebagai underlying asset dalam portofolionya.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
(KA01/AM)