Bareksa.com - Industri reksadana di Indonesia kembali menunjukkan pertumbuhan pada bulan Agustus 2019. Hal tersebut yang tercermin dari meningkatnya nilai dana keloaan (asset under management/AUM).
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AUM industri reksadana tercatat Rp538,39 triliun per Agustus 2019, meningkat 0,52 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau Juli 2019 yang sebesar Rp535,62 triliun.
Sumber: OJK
Pertumbuhan yang dicatakan pada bulan Agustus 2019, merupakan kenaikan yang ketiga kali beruntun setelah pada Maret hingga Mei 2019 sempat mengalami penurunan.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu yang sebesar Rp507,09 triliun, maka hingga Agustus 2019 AUM industri reksadana tanah air telah tumbuh 6,17 persen.
Sumber: OJK
Jika dilihat berdasarkan jenisnya, per Agustus 2019 reksadana saham masih menjadi jenis reksadana dengan nilai AUM terbesar, yakni mencapai Rp148,84 triliun atau setara dengan 27,65 persen dari total keseluruhan AUM industri.
Dari total AUM reksadana saham yang sebesar Rp148,84 triliun, produk reksadana saham mana saja yang mencatatkan dana kelolaan terbesar per Agustus 2019?
Top Reksadana Saham dengan Dana Kelolaan Terbesar per Agustus 2019
Sumber: OJK, diolah Bareksa
Mengacu pada data tersebut, saat ini terdapat 5 produk reksadana saham dengan AUM terbesar.
Produk Schroder Dana Prestasi Plus yang dikelola oleh PT Schroder Investment Management Indonesia menjadi produk reksadana saham dengan AUM terbesar yakni mencapai Rp14,92 triliun atau setara dengan 10,02 persen dari total AUM reksadana saham.
Berikutnya di urutan kedua Batavia Dana Saham yang dikelola oleh PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen dengan AUM Rp5,64 triliun (3,79 persen), kemudian di urutan ketiga Ashmore Dana Ekuitas Nusantara yang dikelola oleh PT Ashmore Asset Management Indonesia dengan AUM Rp5,59 triliun (3,76 persen).
Lalu di urutan keempat Schroder Dana Prestasi yang dikelola oleh PT Schroder Investment Management Indonesia dengan AUM Rp4,98 triliun (3,34 persen), dan di urutan kelima Mandiri Saham Atraktif yang dikelola oleh PT Mandiri Manajemen Investasi dengan AUM Rp4,81 triliun (3,23 persen).
Sebagai informasi, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito. Sementara itu, reksadana syariah hanya bisa berinvestasi pada efek yang masuk dalam pengelolaan secara syariah.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.