Bareksa.com - Rata-rata kinerja reksadana saham syariah yang tercermin dalam Indeks Reksadana Saham Syariah Bareksa terpuruk sepanjang tahun ini. Meskipun demikian, masih ada produk yang bertahan memberikan imbal hasil (return) positif secara year to date.
Berdasarkan data Bareksa, sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan Rabu (04 September 2019) kinerja rata-rata reksadana saham syariah turun 12,67 persen year to date (YtD). Sebagai perbandingan, rata-rata reksadana saham konvensional hanya turun 4,77 persen YtD.
Adapun kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun masih mampu tumbuh 1,21 persen YtD. Begitupun dengan indeks yang biasa dijadikan acuan reksadana syariah, seperti Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) naik 3,99 persen YtD, kemudian JII tumbuh 1,12 persen YtD, dan indeks JII70 menguat 3,56 persen YtD.
Menurut analisis Bareksa, kinerja rata-rata reksadana saham syariah anjlok karena terseret beberapa produk reksadana saham syariah yang kinerjanya jatuh lebih dari 50 persen hingga ada yang hampir menyentuh 70 persen. Berdasarkan pantauan Bareksa, ada sekitar 8 produk yang masuk ke dalam kategori tersebut.
Di sisi lain, investor yang tetap ingin berinvestasi di reksadana saham syariah, tidak perlu khawatir akibat kinerja reksadana saham syariah yang secara umum mengecewakan. Walau pun kinerja rata-rata reksadana saham syariah anjlok, masih ada sekitar 51,72 persen produk reksadana saham syariah yang memiliki kinerja lebih baik (outperform) dari IHSG dan sekitar 37,93 persen reksadana berkinerja lebih tinggi dari ISSI secara YtD.
Di antara produk reksadana saham syariah yang dijual di Marketplace Bareksa, lima produk reksadana syariah berhasil mencatatkan imbal hasil (return) tertinggi dalam kisaran 5,85 hingga 16,28 persen YtD. Kelima reksadana tersebut adalah Sucorinvest Sharia Equity Fund, TRIM Syariah Saham, Batavia Dana Saham Syariah, BNP Paribas Pesona Syariah, dan Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS.
Tabel Reksadana Saham Syariah Return Tertinggi YtD
Sumber: Bareksa
Berkaitan dengan potensi, kinerja reksadana saham syariah secara umum diprediksi masih bisa mencatatkan kinerja lebih baik di sisa tahun ini. Sentimen positif bisa datang dari kinerja sektor infrastruktur, properti dan komoditas yang masih berpotensi naik harga sahamnya.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Adapun reksadana saham merupakan jenis reksadana yang minimal 80 persen portofolionya berisi instrumen aset saham, sementara reksadana saham syariah adalah reksadana saham yang hanya berinvestasi pada saham-saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES). Reksadana jenis saham cocok untuk tujuan jangka panjang (di atas 5 tahun) dan bagi investor yang memiliki toleransi tinggi terhadap risiko (risk taker).
Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(KA01/hm)
* * *
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.