Bareksa.com – Pangsa pasar reksadana syariah masih bertahan di kisaran 9 persen dari sisi dana kelolaan alias asser under management (AUM). Mengacu data Bareksa: Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report July 2019, AUM reksadana syariah mencapai Rp48,47 triliun atau naik 33 persen secara year to date.
Jumlah itu membuat pangsa pasar reksadana syariah setara 9,04 persen dari total AUM reksadana. Per Juli 2019, total AUM reksadana mencapai Rp535,6 triliun atau naik 5,59 persen secara year to date.
Terlepas dari pertumbuhan AUM reksadana syariah secara industri, sebagian manajer investasi punya pertumbuhan AUM reksadana syariah yang lebih tinggi.
Sebut saja PT Syailendra Capital. AUM reksadana syariahnya naik 1.073 persen secara year to date menjadi Rp1,82 triliun. Dengan nilai itu, Syailendra menempati posisi ke 9 AUM terbesar reksadana syariah dengan pangsa pasar 4 persen.
Selain Syailendra, pertumbuhan AUM reksadana syariah yang cukup tinggi juga dialami BNI Asset Management. Hingga Juli 2019, AUM reksadana syariah BNI Asset Management naik 442 persen menjadi Rp2,61 triliun.
Danareksa Investment Management juga mencatat pertumbuhan AUM reksadana syariah mencapai 378 persen secara year to date menjadi Rp3,09 triliun.
AUM Reksadana Syariah per Juli 2019
Sumber: Bareksa: Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report July 2019
Meski begitu, Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) masih kokoh sebagai pengelola reksadana syariah terbesar. Hingga Juli 2019, AUM reksadana syariah MAMI naik 5 persen menjadi Rp7,84 triliun dan menguasai pangsa pasar 16 persen.
Reksadana syariah adalah reksadana yang hanya dapat berinvestasi di efek keuangan yang sesuai dengan kaidah dan prinsip syariah, dan tentunya masih terikat dengan batasan investasi yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report July 2019. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.