Bareksa.com - Reksadana dan unit link dalam beberapa tahun terakhir terus menunjukkan perkembangan yang tercermin dari bertambahnya jumlah peminat terhadap keduanya.
Reksadana jadi pilihan favorit berinvestasi karena menawarkan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan. Sementara unit link disukai karena selain sebagai proteksi, juga bisa jadi sarana investasi. Jadi, ada dua manfaat sekaligus yang didapatkan dengan menggunakan unit link.
Merujuk pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai dana kelolaan reksadana pada akhir tahun 2013 baru mencapai Rp192,54 triliun, namun pada akhir tahun 2018 telah mencapai Rp507,26 triliun. Artinya, dalam lima tahun terakhir industri reksadana telah tumbuh 163,45 persen.
Sementara menurut data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pada akhir tahun 2013 pendapatan premi industri asuransi Rp113,93 triliun, kemudian pada akhir tahun 2018 telah mencapai Rp185,88 triliun. Artinya, dalam lima tahun terakhir industri asuransi telah tumbuh 63,15 persen.
Persamaan Reksadana dengan Unit Link
Kedua produk tersebut memang sama-sama menawarkan keuntungan investasi meskipun keberadaannya ditujukan untuk maksud dan tujuan yang berbeda. Selain itu, masih ada beberapa persamaan yang tampak dari kedua instrumen finansial tersebut. Apa saja persamaannya? Berikut ulasannya :
1. Reksadana dan Unit Link Dikelola Manajer Investasi (MI)
Pengelolaan dana antara reksadana dan unit link memiliki kesamaan satu sama lain. Baik reksadana maupun unit link keduanya dikelola oleh manajer investasi (MI). Di tangan MI, dana yang terkumpul akan ditempatkan ke pos-pos atau instrumen investasi yang ada, seperti saham, obligasi, atau produk deposito. Itu artinya baik reksadana ataupun unit link memanfaatkan instrumen investasi yang sama.
2. Reksadana dan Unit Link Punya Tingkat Risiko yang Hampir Sama
Dengan instrumen-instrumen seperti yang telah disebutkan di atas, kedua instrumen investasi ini punya risiko yang sama besarnya. Misalnya, reksadana saham. Instrumen investasi ini memang menawarkan return yang paling tinggi, tetapi juga mengandung risiko tertinggi pula.
Sementara di unit link, ketika Anda membayar premi kepada perusahaan asuransi, premi tersebut selain dimasukkan ke pos asuransi juga akan dimasukkan ke pos investasi. Premi untuk investasi rata-rata ditempatkan ke instrumen reksadana saham karena returnnya yang tinggi.
Perbedaan Reksadana dengan Unit Link
Karena reksadana dan unit link diadakan dengan maksud dan tujuan yang berbeda, ada sejumlah perbedaan di antara kedua instrumen finansial tersebut. Perbedaan utama yang jelas terlihat adalah reksadana merupakan instrumen investasi murni. Sementara unit link menawarkan keuntungan investasi untuk melengkapi keuntungan proteksi dari asuransi. Dari perbedaan utama tersebut kemudian muncul perbedaan-perbedaan lain, antara lain :
1. Perbedaan Jumlah dan Waktu Investasi
Reksadana tidak mematok besaran jumlah investasi dan dana yang disetorkan. Anda bisa kapan saja menyetor dana ke reksadana dengan jumlah yang tak menentu. Misalnya Anda bisa setor Rp100.000 per bulan,lalu menyetor lagi Rp1 juta tiga bulan kemudian.
Ini berbeda dengan unit link. Pada dasarnya, unit link adalah produk asuransi sehingga perusahaan akan menetapkan jumlah setoran setiap bulannya dengan jumlah yang telah disepakati atau yang sudah ditentukan (premi). Jika terlambat dalam melakukan pembayaran premi, peserta akan dikenai denda.
2. Perbedaan Biaya Jual dan Beli Investasi
Di reksadana umumnya tidak ada biaya sama sekali untuk jual ataupun beli investasi, kalau Anda memilih untuk membeli reksadana secara online seperti melalui Bareksa. Namun biasanya akan dikenakan fee 1-2 persen, dan ada juga yang membebaskan biaya jual. Berbeda di unit link, Anda akan dikenakan biaya 5 persen ketika ingin menjual ataupun membeli (top up) investasi.
3. Perbedaan Manajer Investasi Reksadana dan Unit Link
Perbedaannya terletak pada ketersediaan ataupun kesempatan untuk memilih dan ganti manajer investasi. Unit link rata-rata hanya memiliki satu manajer investasi sehingga investor tidak bisa gonta-ganti atau memilih manajer investasi yang lain. Ini berbeda dengan reksadana, investor bisa dengan bebas memilih atau gonta-ganti manajer investasi.
4. Perbedaan Hasil Investasi
Yang dimaksud dengan hasil investasi di sini adalah kapan bisa melihat return tersebut setelah pertama kali melakukan setoran atau top up atau pembayaran premi. Di Unit Link, Anda baru bisa melihat hasil investasi (return) setelah tahun kedua. Ini terkait dengan adanya sejumlah biaya dan potongan.
Berbeda di reksadana, hasil investasinya sudah bisa dipantau sejak hari pertama Anda melakukan top up atau setoran, atau Anda juga bisa melihat perkembangan investasi tersebut melalui laporan bulan pertama atau secara online.
5. Perbedaan Pencairan
Pada prinsipnya, dana yang diinvestasikan di reksadana ataupun unit link dapat dicairkan sewaktu-waktu. Akan tetapi, pencairan tersebut harus diperhitungkan dari segi untung ruginya berdasarkan jumlah nilai return yang Anda dapatkan. Di reksadana, Anda bisa langsung mencairkan dana investasi di tempat Anda membeli unit tersebut dengan mudah.
Berbeda kasusnya di unit link karena investasi Anda masih terkait dengan asuransi. Karena itu, hal yang perlu diperhatikan adalah jangan mengambil semua investasi di unit link karena kemungkinan besar Anda akan terkena polis lapse atau pemberhentian asuransi. Jangan sampai Anda kehilangan manfaat proteksi. Untuk menyiasati kondisi tersebut, Anda bisa menyisakan dana pada saat penutupan polis unit link agar manfaat proteksi tetap diterima.
6. Perbedaan Minimum Investasi
Nominal minimum penyetoran dana investasi di reksadana terbilang realtif kecil, yaitu bisa mulai dari Rp100.000 bahkan ada yang Rp10.000. Sedangkan kalau di unit link pada umumnya mematok minimum pembayaran premi mulai dari Rp350.000 - Rp500.000. Lalu penyetoran premi tersebut harus rutin dilakukan menurut waktu yang sudah disepakati.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.