Bareksa.com - Pilihan produk investasi yang tersedia di marketplace investasi terintegrasi semakin beragam dengan hadirnya tiga reksadana yang dikelola oleh Avrist Asset Management. Ketiga produk tersebut adalah Avrist Ada Kas Mutiara, Avrist Ada Saham Blue Safir, dan Reksa Dana Indeks Avrist IDX30 yang bisa dibeli di Bareksa mulai hari ini 21 November 2018.
Ketiga produk tersebut terdiri dari tiga jenis reksadana yang berbeda, yakni reksadana pasar uang, reksadana saham, dan reksadana indeks.
Untuk memahami lebih rinci tentang masing-masing produk, mari kita lihat ulasannya berikut ini.
Reksadana ini merupakan jenis reksadana pasar uang. Berdasarkan fund fact sheet Oktober 2018, alokasi aset reksadana ini adalah 90,1 persen pada pasar uang dan 9,9 persen pada obligasi negara.
Menurut keterangan dalam fund fact sheet, Avrist Ada Kas Mutiara ini bertujuan untuk memberikan pertumbuhan nilai investasi yang relatif stabil dengan risiko relatif rendah melalui diversifikasi pada instrumen pasar uang dalam negeri yang diterbitkan dengan jangka waktu tidak lebih dari satu tahun dan atau sisa jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Namun, pada saat yang sama tetap memberikan likuiditas tinggi bagi investor.
Reksadana pasar uang ini diluncurkan pada 12 April 2017 dan per Oktober 2018 sudah memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar Rp203,05 miliar. Bank Kustodiannya adalah Standard Chartered Bank.
Kinerja reksadana ini termasuk cemerlang, terlihat dari Barometer Bareksa yang menunjukkan skala maksimal (lima bulatan penuh). Selain itu, reksadana Avrist Ada Kas Mutiara juga mendapatkan penghargaan Silver Winner di Bareksa Kontan Fund Awards 2018 untuk kategori Reksadana Pasar Uang Terbaik 2018 dengan dana kelolaan di bawah Rp100 miliar.
Sepanjang tahun berjalan (year to date/YTD) hingga 19 November 2018, reksadana ini sudah memberikan keuntungan sebesar 5,06 persen. Bila dilihat dari tanggal peluncurannya, nilai aktiva bersih (NAB) per unit reksadana ini sudah naik 10,07 persen menjadi Rp1.100,71.
Bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat suku bunga deposito sebulan sebagai tolok ukur, reksadana Avrist Ada Kas Mutiara memberikan keuntungan lebih tinggi. Secara YTD hingga Oktober 2018, reksadana ini bisa untung 4,71 persen sementara tolok ukurnya hanya naik 3,88 persen.
Kemudian, bila dibandingkan dengan rata-rata reksadana sejenis, reksadana Avrist Ada Kas Mutiara juga berkinerja relatif lebih baik. Berdasarkan data Bareksa, Avrist Ada Kas Mutiara tumbuh 5,06 persen secara YTD hingga 19 November 2018 dibandingkan indeks reksadana pasar uang Bareksa yang hanya naik 3,73 persen.
Grafik Perbandingan Return NAB Avrist Ada Kas Mutiara dan Indeks RD Pasar Uang Bareksa YTD
Sumber: Bareksa.com
Menurut fund fact sheet per Oktober 2018, portofolio reksadana ini memiliki lima aset terbesar (top holdings) berupa instrumen pasar uang di PT. Bank J TRUST Indonesia Tbk, PT. Bank Mandiri Taspen, PT. Bank Riau Kepri Cab Jakarta, PT. Bank Sulselbar Cab. Jakarta dan PT. BPD Sulut.
Avrist Ada Kas Mutiara bisa dibeli di Bareksa dengan modal awal Rp1 juta dan nilai pembelian selanjutnya (top up) minimal Rp1 juta. Adapun nilai pencairannya minimal Rp1 juta juga.
Reksadana ini masuk ke dalam jenis reksadana saham. Menurut fund fact sheet Oktober 2018, komposisi reksadana Blue Safir ini sebesar 96,88 persen ditempatkan pada ekuitas atau saham dan 3,12 persen disimpan dalam pasar uang.
Berdasarkan keterangannya, reksadana Blue Safir bertujuan untuk memberikan pertumbuhan nilai investasi dalam jangka panjang, dengan titik berat investasi pada efek bersifat ekuitas yang berkapitalisasi pasar besar dan menengah yang ditawarkan melalui penawaran umum dan atau diperdagangkan di Bursa Efek baik di dalam maupun di luar negeri.
Reksadana Blue Safir ini juga diluncurkan pada 12 April 2017. Hingga Oktober 2018, nilai dana kelolaan reksadana saham ini sudah mencapai Rp1,01 triliun. Bank Kustodian reksadana ini adalah Standard Chartered Bank.
Kinerja reksadana Blue Safir terbilang cukup baik dibandingkan tolok ukurnya, yaitu Indeks Saham LQ45. Secara YTD hingga 31 Oktober 2018, Indeks LQ45 sudah anjlok 14,51 persen, sementara Blue Safir turun 13,52 persen.
Sementara itu, berdasarkan data Bareksa secara YTD hingga 19 November 2018, Blue Safir terpantau turun 10,5 persen dan LQ45 juga anjlok 11,40 persen. Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 5,5 persen dan Indeks Reksadana Saham Bareksa turun 5,89 persen.
Grafik Perbandingan Return NAB Reksadana Blue Safir dengan LQ45, IHSG, dan Indeks RD Saham YTD
Sumber: Bareksa.com
Menurut fund fact sheet Oktober 2018, Blue Safir memiliki lima aset (top holdings) dalam portofolionya yaitu saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Reksadana saham ini bisa dibeli di Bareksa dengan minimal modal awal Rp500.000 dan pembelian selanjutnya (top up) Rp500.000. Nilai minimal penjualan kembali juga sebesar Rp500.000
Reksa Dana Indeks Avrist IDX30
Avrist IDX30 termasuk reksadana berjenis indeks. Menurut keterangan dalam fund fact sheet, reksadana ini bertujuan untuk berinvestasi pada perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar, likuiditas tinggi, dan kondisi keuangan yang baik, yang masuk dalam Indeks IDX30 serta memberikan hasil investasi yang setara dengan kinerja Indeks IDX30.
Berdasarkan fund fact sheet Oktober 2018, reksadana ini memiliki komposisi portofolio berupa ekuitas 99,89 persen dan pasar uang 0,11 persen.
Avrist IDX30 ini diluncurkan sejak 18 Desember 2017. Hingga Oktober 2018, reksadana ini sudah memiliki dana kelolaan sebesar Rp127,09 miliar. Bank Kustodian untuk reksadana ini adalah Standard Chartered Bank.
Kinerja reksadana indeks ini lumayan bertahan di tengah kondisi pasar saham yang sedang melemah karena dapat mengalahkan tolok ukurnya, yaitu Indeks IDX30. Berdasarkan data Bareksa, secara YTD hingga 19 November 2019, Indeks IDX30 melemah 11,10 persen sementara Avrist IDX30 turun 10,49 persen. Adapun IHSG melemah 5,51 persen dalam periode tersebut.
Sementara dalam sebulan terakhir (per 19 November 2018), reksadana ini sudah untung 4,64 persen.
Grafik Perbandingan Return NAB Avrist IDX30, Indeks IDX30 dan IHSG YTD
Sumber: Bareksa.com
Reksadana Avrist IDX30 bisa dibeli di Bareksa dengan minimal modal awal Rp100.000 dan pembelian selanjutnya (top up) Rp100.000. Nilai minimal penjualan kembali juga sebesar Rp100.000.
Itulah ulasan tiga produk baru yang kini hadir di marketplace Bareksa. Sebelum berinvestasi, ketahuilah dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda untuk mendapatkan kenyamanan dalam memilih produk dan hasil yang maksimal.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.