CIMB-Principal Asset : Pasar Bergejolak, Reksadana Syariah Pilihan Bijak
Saham perbankan yang sangat terpengaruh volatilitas pasar tidak termasuk saham syariah
Saham perbankan yang sangat terpengaruh volatilitas pasar tidak termasuk saham syariah
Bareksa.com - Kondisi ekonomi dunia yang bergejolak beberapa waktu terakhir telah mengakibatkan pasar modal di negara berkembang, bergejolak termasuk Indonesia.
Beberapa peristiwa seperti perang dagang Amerika Serikat dengan China dan negara-negara lain, gejolak harga minyak seiring memanasnya kondisi geopolitik Timur Tengah, hingga ancaman sanksi ekonomi baru AS atas Iran.
Kemudian pengetatan kebijakan moneter Bank Sentral AS dengan menaikkan Fed Funds Rate secara bertahap memberikan dampak kepada kondisi perekonomian Indonesia.
Promo Terbaru di Bareksa
Sentimen negatif lainnya adalah tren penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mayoritas mata uang negara-negara di dunia, utamanya negara berkembang, termasuk rupiah. Rupiah bahkan melampaui level psikologis Rp15.000 per dolar AS.
Di tengah peliknya kondisi global dunia, dalam acara yang bertajuk "Sharing Strategi di Tengah Kondisi Market yang Volatil" Direktur Investasi PT CIMB-Principal Asset Management, Priyanto Sudarsono menyatakan pilihan investasi yang cukup bijak bagi nasabah atau investor adalah dengan berinvestasi di reksadana syariah.
Sebab saham syariah di dalamnya tidak masuk dalam perbankan yang sangat terpengaruh dengan kondisi volatilitas pasar yang tinggi.
"Pada kondisi seperti ini kurang lebih saham-saham syariah lebih memiliki ketahanan tertentu dari volatile. Nah yang syariah memiliki ketahanan tertentu pada saat kondisi fundamental dunia lagi alert. Ini justru saat kondisi kayak gini, ini jadi satu pilihan yang cukup menarik untuk masuk ke produk syariah," ujar Priyanto di Equity Tower, Kamis, 25 Oktober 2018.
Priyanto menjelaskan kondisi saat ini produk syariah tahan goncangan. Produk syariah cenderung memiliki ketahanan tertentu pada saat kondisi fundamental dunia yang sedang awas.
Priyanto juga menjelaskan dana kelolaan (asset under management/AUM) produk reksadana syariah yang saat ini yang dikelola oleh CIMB Principal Asset Manajemen juga menunjukan pertumbuhan hingga 12 persen. Untuk pertumbuhan unit reksadananya mencapai 16 persen.
"Ini membuktikan investasi syariah di Indonesia ini masih potensial," tuturnya.
Priyanto mengatakan dana kelola syariah di CIMB-P hingga Agustus ini mencapai Rp1 triliun. Ia memprediksikan pada akhir 2018, CIMB-P dapat mengelola hampir Rp1,2 triliun dengan market share 3,4 persen.
AUM Syariah, kata dia, jauh lebih bagus pertumbuhannya hingga 12 persen. Aset-aset tersebut di antaranya dalam reksadana terproteksi ditambah penerbitan sukuk baru terus tumbuh.
Priyanto menjelaskan kontruksi portofolio reksadana syariah menggunakan analisa top-down dengan metode FTV (fundamental, technical, dan valuation). Sedangkan untuk analisa bottom-up dengan proses quantitaive screening dan targeted reserch dalam konstruksi portofolio, sehingga saham yang ada di portofolio benar-benar perusahaan dengan fundamental yang baik.
“Tentu dalam berinvestasi terutama dalam memilih saham, kita harus melihat faktor-faktornya, kita bisa liat analisa dari Bottom- Up dan Top-Down Overlay,” ujar Priyanto pada Kamis,25 Oktober 2018.
Quantitaive screening memilih perusahaan yang memiliki performa finansial yang relatif lebih baik. "Kami berfokus pada identifikasi awal perubahan fundamental perusahaan yang sustainable, yang pada akhirnya akan menghasilkan alpha tertinggi," ujarnya.
Tercatat ada 31 produk reksadana syariah yang tersedia di marketplace reksadana Bareksa. Dari angka itu, reksadana syariah kelolaan CIMB-Principal AM yakni reksadana campuran CIMB-Principal Balanced Growth Syariah dan reksadana saham CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.