Bareksa.com- Investasi merupakan proses mengumpulkan uang yang memuiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan menabung. Sama halnya dengan menabung, imbal hasil atau keuntungan baru terasa jika kita sudah melakukannya dalam jangka waktu yang lama.
Di era yang serba canggih ini, masyarakat tentunya tidak perlu lagi khawatir akan mengalami kesulitan-kesulitan dalam berinvestasi. Melalui marketplace Bareksa, kita bisa memilih dan membeli reksadana yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan investasi kita.
Untuk investasi jangka pendek hingga menengah, yakni antara 1-3 tahun, reksadana pasar uang bisa dipilih. Selain bersifat likuid, reksadana juga paling rendah risikonya dibanding reksadana lainnya. Reksadana ini cocok untuk berinvestasi ketika pasar tengah bergejolak.
Utamanya di tengah fluktuasi pasar modal akibat sentimen eksternal dan internal. Sentimen itu telah membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuatif dalam beberapa waktu terakhir.
Baru-baru ini, China telah resmi mengumumkan balasan terhadap kebijakan pengenaan bea masuk baru oleh AS. China memutuskan untuk membalas dengan membebankan bea masuk 10 persen untuk importasi produk buatan Amerika Serikat US$60 miliar, berlaku mulai 24 September.
Tindakan tersebut merupakan respons atas sikap Presiden AS Donald Trump yang memutuskan untuk mengenakan bea masuk baru 10 persen terhadap berbagai produk China senilai US$200 miliar per 24 September 2018. Bea masuk tersebut kemudian akan naik menjadi 25 persen pada akhir tahun ini.
Di saat IHSG bergejolak, reksadana pasar uang masih mampu bertahan dan memberikan keuntungan. Sebab reksadana jenis ini melakukan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dangan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.
Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.
Tercatat dalam produk reksadana di Bareksa, ada lima reksadana pasar uang yang mampu mencetak return 20 - 23 persen dalam 3 tahun terakhir (per 20 September 2018).
Lima reksadana dengan return tertinggi tersebut ialah Sucorinvest Money Market Fund, Cipta Dana Cash, Syailendra Dana Kas, Maybank Dana Pasar Uang, Lancar Victoria Merkurius.
Top 5 Reksadana Pasar Uang Return Tertinggi 3 tahun terakhir (per 20 September 2018)
Sumber : Bareksa
Apa saja isi portofolio 5 reksadana pasar uang tersebut? Berikut ulasannya :
1. Sucorinvest Money Market Fund
Berdasarkan fund fact sheet per Agustus 2018, reksadana pasar uang yang dikelola PT Sucorinvest Asset Management ini mengalokasikan portofilo investasinya pada deposito berjangka PT Bank Capital Indonesia Tbk, Bank Mandiri Taspen, PT Bank Mayapada Tbk, PT Bank MNC Internasional Tbk, dan Obilgasi Berkelanjutan II PT Waskita Karya Tbk Tahap I Tahun 2016.
Nilai dana kelolaan reksadana ini Rp1,73 triliun dengan nilai minimum pembelian awal Rp100.000.
2. Cipta Dana Cash
Reksadana yang dikelola oleh PT Ciptadana Asset Management ini diluncurkan sejak 8 Juni 20015. Total dana kelolaan reksadana Cipta Dana Cash per Agustus 2018 sebesar Rp158,3 miliar dengan nilai minimal pembelian awal Rp100.000.
Reksadana ini berinvestasi pada instrumen pasar uang dalam negeri dan/atau efek bersifat utang yang mempunyai jatuh tempo tidak lebih dari 1 tahun.
3. Syailendra Dana Kas
Reksadana pasar uang kelolaan PT Syailendra Capital ini diluncurkan sejak 12 Juni 2015. Dana kelolaan Syailendra Capital per Juni 2018 senilai Rp1,41 triliun dengan nilai minimum pembelian awal Rp100.000.
Portofolio investasi reksadana Syailendra Dana Kas per Juni 2018 ialan deposito berjangka Bank Riau, Bank Lampung, Bank Nagari, Bank MNC dan BFIN03ACN4.
Komposisi investasi reksadana ini yakni 40,13 persen pada obligasi korporasi, 59,21 persen deposito berjangka dan cash 0,66 persen.
4. Maybank Dana Pasar Uang
Produk reksadana pasar uang kelolaan PT Maybank Asset Managemnet ini diluncurkan sejak 7 September 2011. Reksadana Maybank Dana Pasar Uang memiliki dana kelolaan Rp1,01 triliun dengan nilai minimal pembelian awal Rp10.000.
Alokasi portofolio investasi reksadana ini per Juli 2018 adalah Obligasi Berkelanjutan III Indomobil Finance Tahap III Tahun 2018 Seri A, Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2018 Seri A, Obligasi Berkelanjutan II WOM Finance Tahap III Tahun 2017 Seri A, Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap IV Tahun 2018 Seri A, serta Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap III Tahun 2018 Seri A.
5. Lancar Victoria Merkurius
Reksadana pasar uang yang dikelola PT Victoria Manajemen Investasi ini diluncurkan sejak 4 Juni 2015. Saat ini reksadana Lancar Victoria Merkurius membukukan dana kelolaan Rp126,7 miliar. Nilai minimum pembelian awal reksadana ini Rp100.000.
Alokasi portofolio investasi reksadana ini per Juli 2018 adalah deposito PT Bank Banten Tbk, PT Bank Jambi, PT Bank JTrust Indonesia, PT Bank Jateng, dan PT Bank Panin Syariah Tbk.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.