Bareksa.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak cenderung menguat dalam sepekan terakhir dari 5.830 menjadi 5.883 hingga jeda sesi I perdagangan 18 Juli 2018.

Keadaan pasar baik di saham maupun obligasi masih bergerak flat dengan kecenderungan menguat. Adapun yield obligasi acuan Indonesia saat ini berada di level 7,45 persen.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau relatif melemah terbatas. Dalam sepekan terakhir kurs rupiah bergerak dari Rp14.391 menjadi Rp14.406 per dolar AS.

Performa Indeks Acuan (Benchmark) 1 Tahun Terakhir (17 Juli 2017 – 17 Juli 2018)

Sumber : Bareksa.com

Seperti terlihat di dalam tabel, sepanjang setahun terakhir (per 17 Juli 2018), tidak ada indeks yang mencatatkan keuntungan dua digit. Dalam setahun terakhir, 4 dari 9 benchmark bahkan mencatatkan pertumbuhan negatif di mana indeks reksadana pasar uang masih mencetak untung tertinggi yakni 4,11 persen.

13 Reksadana di Bareksa Untung Dua Digit

Meski pasar tertekan, hal itu bukan berarti membuat investor kehilangan pilihan untuk berinvestasi.

Di marketplace Bareksa, ada 13 reksadana yang masih mampu tumbuh dua digit dengan tingkat pertumbuhan keuntungan minimal 10 persen setahun terakhir.

Produk reksadana itu didominasi jenis reksadana saham dan campuran. Berikut daftarnya :

Sumber : Bareksa.com

Dari 13 reksadana tersebut, terdapat enam jenis reksadana campuran dan tujuh reksadana saham.

Sebagai informasi, reksadana saham maupun campuran cocok untuk investasi jangka menengah hingga jangka panjang (3 hingga 5 tahun).

Reksadana ini memiliki tingkat risiko di atas reksadana pendapatan tetap. Investor yang memilih untuk berinvestasi di jenis reksadana ini, mempunyai profil risiko agresif.

Tipe Investor Risiko Agresif

Pemilik profil risiko agresif sangat siap untung dan juga siap rugi (risk taker). Orang dengan profil risiko agresif siap kehilangan sebagian besar bahkan seluruh dana investasinya demi imbal hasil yang besar.

Pemilik profil risiko agresif ini siap untuk berinvestasi di seluruh instrumen keuangan seperti reksadana saham dan juga termasuk trading saham, valuta asing (forex), index dan komoditas.

Tipe ini juga biasanya memiliki keberanian untuk terjun langsung investasi ke dunia bisnis dan properti.

Karena itu, sangat penting memilih reksadana sesuaikan dengan profil risko Anda. Selain profil risiko, jangka waktu juga harus disesuaikan dengan tujuan atau kebutuhan investasi Anda.

Patut diingat juga profil risiko dan jangka waktu ini merupakan kunci sukses dalam berinvestasi, khususnya dalam berinvestasi seperti di reksadana. (Baca Juga : Tips Memilih Reksadana Sesuai Profil Risiko Anda)

(AM)

Ingin berinvestasi reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.