Ingin Aman & Nyaman Simpan Uang di Reksa Dana? Jangan Lakukan 2 Hal ini

Bareksa • 05 Apr 2017

an image
Ilustrasi investasi aman dan terlindungi. Copyright: <a href='https://www.123rf.com/profile_solerf'>solerf / 123RF Stock Photo</a>

Dalam berinvestasi, sejatinya investor harus selalu memperhatikan setiap risiko dan return yang akan diterimanya

Bareksa.com – Dengan imbal hasil yang lebih menarik dari bunga tabungan atau deposito, reksa dana saat ini menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat dalam menyimpan uang. Bahkan dengan imbal hasil yang jauh lebih besar dari tingkat inflasi, reksa dana juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi. 

Dengan dana minimum investasi yang relatif rendah yakni hanya Rp100.000 saja, kita dapat memilih produk reksa dana yang sesuai dengan jangka waktu, tujuan investasi, dan profil risiko setiap investor. Sebab, reksa dana terdiri dari beberapa jenis dengan karakteristik yang berbeda dalam menghasilkan risiko dan return (keuntungan). (Baca Juga: Tentukan Reksa Dana yang Cocok dengan Return dan Risiko Tiap Jenisnya)

Agar dapat merasa aman dan nyaman dalam berinvestasi pada reksa dana ini, terdapat dua hal yang sebaiknya tidak dilakukan oleh investor, khususnya bagi pemula yang biasanya masih khawatir atau ragu dalam menaruh uangnya di produk finansial. Dua hal yang patut dihindari adalah sebagai berikut. 

1. Jangan Mudah Terpukau dan Tergesa-gesa

Selain tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh suatu produk reksa dana, investor juga perlu mempertimbangkan risikonya sebelum berinvestasi. Jangan mudah terpukau dengan potensi imbal hasil yang tinggi pada suatu produk reksa dana. Sebab, semakin tinggi tingkat return yang berpotensi diraih maka risikonya pun akan semakin tinggi (high risk high return)

Seperti yang tampak pada tabel di bawah ini, dalam 5 tahun terakhir, rata-rata return per tahun setiap jenis reksa dana saling berbeda. Data return tertinggi dihasilkan oleh reksa dana saham sebesar 15,62 persen tetapi risiko pun juga sebanding. Risiko nilai investasi turun atau return minus memang mungkin terjadi dalam waktu dekat, meski dalam jangka panjang -- di atas lima tahun -- reksa dana saham berpotensi tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya.

Tabel: Data Rata-rata Return Per Tahun Setiap Jenis Reksa Dana dalam 5 Tahun Terakhir

Sumber: Bareksa.com

Kemudian, dalam memilih produk reksa dana, sebaiknya investor perlu memahami dan membaca isi prospektus atau laporan kinerja reksa dana terlebih dahulu dan tidak perlu tergesa-gesa. Pengambilan keputuan yang spontan (impulsive), biasanya hasilnya tidak akan maksimal.  Hal ini dilakukan juga untuk meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi akibat salah memilih produk yang sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko masing-masing. (Baca juga: Rawan Terjebak Investasi Bodong, Investor Pemula Wajib Kenali Produk Resmi)

2. Jangan Berharap Untung Besar Cepat

Melakukan investasi reksa dana ini, layaknya seperti menanam tanaman yang memerlukan waktu dan proses untuk bertumbuh hingga hasil atau buahnya baru dapat dipetik di kemudian hari. Oleh karena itu dibutuhkan kesabaran dan ketekunan dalam berinvestasi agar dana yang kita tanamkan pada investasi dapat bertumbuh sesuai dengan harapan. (Baca Juga: Pahami Konsep Investasi, Jangan Sampai Terjebak Investasi Bodong Seperti Pandawa)

Manfaat atau imbal hasil (keuntungan) setiap produk investasi umumnya baru dapat dirasakan dalam jangka waktu tertentu. Seperti pada reksa dana ini, dalam jangka waktu yang relatif panjang, return reksa dana cenderung meningkat meskipun pergerakannya cukup fluktuatif. 

Grafik: Perbandingan Return Setiap Jenis Reksa Dana dalam 10 Tahun Terakhir

Sumber: Bareksa.com

Berinvestasi dengan orientasi jangka panjang, investor tidak perlu panik dan langsung mencairkan reksa dana ketika terjadi penurunan di pasar keuangan. Sebab, fluktuasi harian yang terjadi setiap hari hanya bersifat sementara. Hal ini wajar saja terjadi pada reksa dana saham yang memiliki risiko fluktuasi pasar tertinggi, terlihat pada grafik di atas. Indeks jenis reksa dana ini tumbuh hingga 127,36 persen dalam 10 tahun terakhir atau return per tahun mencapai nilai rata-rata sekitar 12,73 persen. Tentunya butuh kesabaran dan waktu yang tidak sebentar. (Baca Juga: Benarkah Investasi Reksa Dana Bisa Menguntungkan? Ini Rekam Jejak 10 Tahun)

Jadi, tidak perlu setiap hari juga kita memantau perkembangan portofolio kita agar nyaman berinvestasi di reksa dana. (hm)

*

Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.