Bareksa.com – Saat ini, memiliki mobil bagi sebagian orang dapat menjadi sebuah tanda peningkatan gengsi atau kualitas dalam kehidupan sosialnya. Tak heran, memiliki kendaraan beroda empat ini menjadi dambaan banyak orang, termasuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Meski harga mobil relatif mahal dan bukan kebutuhan primer, animo masyarakat masih cukup tinggi untuk memiliki mobil. Hal inipun menjadi alasan bagi produsen otomotif untuk membuat mobil segmen bawah Low Cost Green Car (LCGC). Rata-rata harga mobil di segmen ini dibanderol sekitar Rp100 jutaan.

Selain itu, produsen mobil pun memberikan promo untuk memudahkan kalangan MBR dalam memiliki mobil. Salah satunya seperti uang muka (down payment/DP) yang rendah untuk fasilitas kredit. Pada umumnya, minimal DP untuk kredit sekitar 20-30 persen dari harga mobil.

Dengan adanya promo ini DP mobil pun bisa dibayar lebih rendah dari ketentuan sebelumnya. Bahkan tak jarang dengan uang DP hanya Rp10 juta saja, kita sudah dapat memboyong mobil baru. Akan tetapi DP yang rendah ini akan membuat kita membayar cicilan lebih besar, bahkan bisa melebihi 30 persen dari penghasilan--yang menjadi batas aman dalam pengelolaan keuangan pribadi.

Oleh karena itu, sebelum membeli mobil dengan fasilitas cicilan, ada baiknya kita mengumpulkan uang terlebih dahulu untuk DP mobil ini. Selain menjaga stabilitas keuangan pribadi kita, DP yang lebih besar juga akan meringankan kita dalam mencicil kredit mobil dengan jangka waktu yang relatif pendek.

Misalkan kita memiliki penghasilan sebesar Rp4 juta per bulan dan berniat mengumpulkan uang untuk membeli mobil. Kita dapat menyisihkan 30 persennya, yakni sebesar Rp1.200.000 setiap bulan untuk disimpan pada aset yang potensial, misalnya saja seperti reksa dana.

Uang yang disimpan pada reksa dana ini dapat berkembang lebih besar apabila dibandingkan dengan tabungan biasanya. Untuk lebih jelasnya, mari kita hitung dengan menggunakan Kalkulator Investasi Bareksa.

Uang tabungan untuk membeli mobil sebesar Rp1.200.000 setiap bulan selama 3 tahun (36 bulan) ditempatkan pada produk reksa dana HPAM Flexi Plus--salah satu reksa dana campuran yang cocok untuk tujuan investasi jangka menengah dangan menghasilkan rata-rata return 13 persen per tahun dalam dalam 3 tahun terakhir. Untuk informasi selengkapnya klik tautan berikut.

Berdasarkan kalkulasi di bawah ini, uang yang terkumpul apabila hanya disimpan selama 3 tahun hanya mencapai Rp43,2 juta. Namun, dengan melakukan investasi jangka menengah di reksa dana campuran, uang total uang tersebut bertambah menjadi Rp52,50 juta atau tumbuh sekitar 21,52 persen dari total sebelumnya dalam waktu 3 tahun. Lebih jelasnya tampak pada grafik di bawah ini.

Grafik: Perkiraan Hasil Investasi, dalam 3 Tahun Terakhir

Sumber: Bareksa.com

Dalam hal ini, apabila kita menggunakan total uang hasil investasi di reksa dana untuk membayar DP mobil, tentunya cicilan akan jauh lebih ringan. Yakni apabila harga mobil sekitar Rp100 juta, maka sisa cicilannya sekitar Rp 47,50 juta saja.

Ini artinya kita hanya mencicil mobil Rp1,12 juta per bulan dengan asumsi tingkat bunga kredit 6 persen per tahun dan tenor kredit selama 4 tahun. Dengan porsi cicilan masih berada di bawah batas aman 30 persen dari penghasilan ini, tentunya pengelolaan keuangan kita pun akan tetap stabil.

Lain halnya, apabila kita memaksakan diri dengan membayar uang DP rendah, misalnya hanya Rp10 juta untuk harga mobil Rp90 juta. Maka dengan asumsi bunga kredit yang sama, kita dapat membayar cicilan per bulan dengan porsi yang aman sekitar Rp1,12 juta tetapi selama 8 tahun.

Jadi, yuk mulai berinvestasi di reksa dana untuk memenuhi keinginan lain Anda di masa depan. (hm)

**

Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.