Imbal Hasil Reksa Dana Pasar Uang Bisa Negatif, Mengapa?

Bareksa • 31 Jan 2017

an image
Pekerja bank menghitung uang rupiah di Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Pada Marketplace Bareksa, masih ada reksa dana pasar uang yang relatif stabil dan bisa mengalahkan indeks

Bareksa.com – Reksa dana pasar uang merupakan salah satu produk keuangan yang memiliki risiko relatif rendah dibandingkan dengan investasi pada aset keuangan lainnya. Meski begitu, jenis reksa dana ini tak luput dari naik turunnya (fluktuasi) pasar keuangan yang menjadi komposisi utama pengelolaan portofolio seperti deposito atau surat utang jangka pendek. 

Seperti yang terjadi dalam sebulan terakhir ini, performa mayoritas reksa dana pasar uang cenderung menurun. Hal ini tercermin dari indeks reksa dana pasar uang yang tercatat menghasilkan return negatif 0,16 persen. 

Naik-turun atau fluktuasi reksa dana pasar uang ini juga dipengaruhi oleh pergerakan harga obligasi, terutama obligasi atau surat utang dengan tenor kurang dari setahun. Meski berfluktuasi, surat utang dengan jatuh tempo kurang dari setahun memiliki pergerakan yang lebih stabil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki tenor panjang.

Pada grafik berikut ini, terlihat hubungan antara imbal hasil (yield) dengan jangka waktu obligasi (maturity). Semakin panjang jangka waktu obligasi, maka imbal hasil yang diiharapkan oleh investor akan semakin besar, yang berarti risikonya pun akan semakin besar.
 
Grafik: Indonesia Bond Yield Curve

Sumber: IBPA.co.id

Hari ini (data per 30 Januari 2017), obligasi pemerintah yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun memiliki imbal hasil 5,30 persen, lebih rendah bila dibandingkan obligasi pemerintah dengan tenor 1 tahun yang memiliki imbal hasil sebesar 6,18 persen. Akan tetapi, kemarin, imbal hasil obligasi tenor kurang dari setahun memiliki imbal hasil 5,14 persen dan obligasi bertenor 1 tahun sebesar 6,11 persen.

Dengan adanya perbedaan imbal hasil hari ini dan kemarin, apabila satu produk reksa dana pasar uang memiliki porsi obligasi yang cukup besar, tentunya fluktuasi di pasar obligasi akan memberikan dampak terhadap kinerja reksa dana.

Sementara itu, pada Marketplace Reksa Dana Bareksa, terdapat produk reksa dana pasar uang yang memiliki pergerakan relatif stabil dengan komposisi aset yang lebih sedikit pada obligasi. Produk tersebut adalah reksa dana Syailendra Dana Kas dan Capital Money Market Fund. Tercantum dalam fund fact sheet, kedua reksa dana ini menempatkan 50 persen lebih dari asetnya pada aset setara kas seperti deposito yang minim fluktuasi pasar keuangan.

Dalam sebulan terakhir, Syailendra Dana Kas dan Capital Money Market Fund mencatatkan hasil positif sebesar 0,65 persen dan 0,58 persen di tengah penurunan mayoritas reksa dana pasar uang lainnya. Bahkan dalam setahun, return reksa dana pasar uang kelolaan PT Syailendra Capital dan PT Capital Asset Management ini tercatat masing-masing 7,55 persen dan 7,35 persen, atau dua kali lebih besar dari indeks reksa dana pasar uang yang sebesar 3,07 persen.

Grafik: Perbandingan Kinerja Reksa Dana dengan Benchmark

Sumber: Bareksa.com

Reksa dana pasar uang ini dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk menyimpan uang dengan tujuan jangka pendek atau kurang dari setahun. Selain potensi keuntungan yang lebih besar dari bunga deposito, reksa dana ini juga tidak dikenakan pajak dan minimum dana untuk modal pertama juga terjangkau yakni hanya Rp100.000 saja. (hm)

**

Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.