Ditopang Sektor Komoditas, Kinerja 3 Reksa Dana Ini Jadi Unggulan

Bareksa • 14 Nov 2016

an image
Ilustrasi pertambangan batu bara. (Peabody Energy, Inc/Wikimedia Commons)

Seiring dengan potensi return yang besar, reksa dana ini juga mengandung risiko yang tinggi (high risk high return).

Bareksa.com – Akhir pekan kemarin (Jumat,11 November 2016), pasar saham mengalami koreksi cukup dalam. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot hingga 4 persen ke level 5.231,97 dari sebelumnya 5.450,31. Hal ini dipicu aksi penjualan investor asing di pasar obligasi sehingga membuat nilai mata uang rupiah tertekan akibat likuiditas pasar uang berkurang. Adapun mata uang rupiah terdepresiasi hingga 1,91 persen dari Rp13.129 per dolar menjadi Rp13.380 per dolar. 

Meski IHSG melemah cukup dalam, sektor yang bergantung pada komoditas seperti pertambangan dan perkebunan mampu bertahan menghasilkan return positif saat sektor lain yang menurun. Kedua indeks sektoral berbasis komoditas ini tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,97 persen dan 0,88 persen. (Baca Juga: IHSG Anjlok 4%, Dua Sektor Ini Masih Positif)

Pelemahan pasar saham turut mempengaruhi kinerja reksa dana saham, yang menempatkan mayoritas aset pada instrumen saham. Return indeks reksa dana saham dalam satu hari tercatat turun menjadi 3,73 persen. Kendati demikian, rupanya reksa dana yang menempatkan sebagian besar asetnya pada saham-saham berbasis komoditas mampu menahan return-nya tidak jatuh terlalu dalam.

Hal tersebut terjadi pada tiga reksa dana saham kelolaan Sucorinvest Asset Management, yakni Sucorinvest Sharia Equity Fund, Sucorinvest Maxi Fund dan Sucorinvest Equity Fund. Return satu hari ketiga reksa dana ini, masing-masing turun sekitar 1,73 persen, 1,93 persen dan 2,46 persen, jauh lebih rendah dibandingkan penurunan benchmark-nya. 

Tabel: Daftar reksa dana saham di Marketplace Reksa Dana Bareksa

Sumber: Bareksa.com

Berdasarkan isi fund fact sheet, ketiga reksa dana milik Sucorinvest Asset Management itu memiliki saham-saham pertambangan dan perkebunan (komoditas) sebagai top holding pengelolaan portofololio. Adapun saham pertambangan yang menjadi top holding ketiga reksa dana ini adalah saham PT. Indo Tambanraya Megah Tbk, (ITMG) dan saham PT. Aneka Tambang Tbk. (ANTM). Kemudian saham dari sektor perkebunan terdiri PT. London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) dan saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP), yang pada perdagangan saham Jumat kemarin, menjadi pendorong terbesar naiknya sektor masing-masing. 

Sepanjang awal tahun hingga saat ini (year to date), sektor komoditas terutama sektor pertambangan memang mengalami apresiasi cukup signikan yakni mencapai 77,60 persen. Kemudian, sektor komoditas juga naik sebesar 3,82 persen di periode yang sama. Hal ini tak pelak membuat kinerja reksa dana yang memiliki saham-saham komoditas ini ikut terangkat naik. 

Reksa dana Sucorinvest Equity Fund sendiri tercatat telah menghasilkan return 47,26 persen dalam periode awal tahun hingga saat ini. Kemudian Sucorinvest Sharia Equity Fund dan Sucorinvest Maxi Fund juga tak kalah dengan menghasilkan return 42,15 persen dan 32,37 persen pada periode yang sama. Bahkan kinerja reksa dana Sucorinvest Equity Fund sejak setahun terakhir juga telah tumbuh hampir 50 persen, seperti yang tampak pada grafik di bawah ini.  

Grafik: Perbandingan Reksa Dana Sucorinvest Sharia Equity Fund, Sucorinvest Maxi Fund, dan Sucorinvest Equity Fund dengan Benchmark-nya, Periode 1 Tahun

Sumber: Bareksa.com

Penurunan return reksa dana yang terjadi dalam satu hari terakhir ini memang cukup besar, sehingga membuat risiko pada jenis reksa dana ini cukup tinggi dalam jangka pendek. Oleh karena itu, berinvestasi pada reksa dana saham lebih disarankan untuk tujuan investasi dalam jangka panjang. 

Khusus reksa dana saham dengan pengelolaan aset pada saham di sektor yang bersifat agresif seperti sektor komoditas, ketika keadaan ekonomi sedang ekspansif memang berpeluang untuk menghasilkan return (keuntungan) lebih besar. Namun sebanding dengan keuntungannya, risikonya pun juga akan lebih besar (high risk high return). Hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan dari sektor komoditas ini sangat terpengaruh dengan keadaan ekonomi global, karena produk komoditas ini juga diperdagangkan di dunia. (hm)

**

Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.