Kinerja Reksa Dana Phillip Asset Management di Atas Benchmark, Ini Rahasianya

Bareksa • 28 Jun 2016

an image
Lies Lilia Jamin, President Director PT Phillip Asset Management, Jakarta (24/6/2016.

Return reksa dana yang dihasilkan optimal dengan melakukan pemilihan aset terhadap portofolio reksa dana.

Bareksa.com - Pada Mei 2016 lalu, Marketplace Reksa Dana Bareksa mulai memasarkan sejumlah reksa dana unggulan yang dikelola PT Phillip Asset Management, yakni Phillip Rupiah Balanced Fund (reksa dana campuran) dan Phillip Money Market Fund (reksa dana pasar uang). Dalam sebulan terakhir, menurut data Bareksa, ternyata kedua reksa dana itu berhasil membukukan kinerja di atas benchmark dengan return 4,61 persen dan 0,47 persen. Sementara kinerja pasar--yang tercermin dari Indeks Reksa Dana Campuran dan Pasar Uang-- hanya mencatatkan return 2,48 persen dan 0,42 persen. 

Kinerja tersebut tidak luput dari peningkatan aset pada portofolio kedua reksa dana tersebut. Berdasarkan fund fact sheet, Phillip Rupiah Balanced Fund (PRBF) memiliki porsi aset yang besar pada saham (ekuitas), obligasi, dan deposito. Di ekuitas, reksa dana PRBF banyak menempatkan asetnya pada saham-saham di sektor keuangan, konsumsi, dan properti. Tiga saham yang menjadi top holding reksa dana ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). 

Setahun terakhir, sektor keuangan masih mencatatkan return negatif 3,75 persen. Sementara sektor konsumsi dan properti bertumbuh positif 3,02 persen dan 2,44 persen. 

Grafik: Pergerakan Indeks Sektoral dalam Setahun Terakhir

Sumber: Bareksa

Kepada tim analis Bareksa, Manajer Investasi PT Phillip Asset Management Bayu Pahleza menjelaskan strategi pengelolaan investasi reksa dana campurannya. Dari sisi saham, Philips Asset Management memang masih menempatkan portofolio di sektor perbankan. Meskipun secara makro, kebijakan moneter pemerintah terkait penurunan suku bunga akan memberikan efek negatif ke sektor keuangan terutama sektor perbankan, tetapi dari segi pertimbangan fundamental sektor perbankan memiliki prospek yang baik dalam jangka panjang.

“Kami menjadikan vis a vis approach sebagai business model. Yang mana dalam strategi ini kami menggunakan laporan keuangan (financial highlight) yang terdiri dari laporan neraca (balance sheet) dan arus kas (cash flow), serta good corporate governance (GCG) suatu emiten sebagai filter sebelum dijadikan aset dalam portofolio,” kata Bayu.

Sektor properti juga masih menjadi pilihan seiring dengan relaksasi kebijakan loan to value (LTV). Hal ini akan memberikan impak positif sehingga dapat menopang pertumbuhan reksa dana.

Sementara untuk porsi obligasi dalam reksa dana campuran Phillip Rupiah Balanced Fund, Bayu menjelaskan porsinya saat ini ditingkatkan menjadi sekitar 24 persen dari seluruh portofolio. Peningkatan ini dilakukan karena Bayu melihat permintaan obligasi meningkat sehingga akan mendorong kenaikan return reksa dana.

Peluang pasar obligasi saat ini cukup menarik terkait RUU Tax Amnesty yang akan segera disahkan. Rencananya, dana repatriasi dari tax amnesty akan dialokasikan pada pasar modal untuk membiayai sektor infrastruktur sehingga akan menggerakan pertumbuhan ekonomi. Apabila pemerintah menyerap dana repatriasi tersebut dengan menebitkan Surat Utang Negara (SUN) maka demand untuk obligasi sendiri akan meningkat sehingga harga obligasi ikut naik di pasar.

Reksa dana Phillip Rupiah Balanced Fund ini merupakan reksa dana campuran yang memiliki sisi fleksibelitas dalam penempatan aset, sehingga penempatan porsi portofolionya dapat disesuaikan dengan kondisi perekonomian dapat memaksimalkan pertumbuhan return reksa dana.

Melihat potensi di pasar obligasi, manajemen PT Phillip Asset Management juga berencana untuk menambah produk baru dengan jenis reksa dana pendapatan tetap (fixed income). " Tapi kami masih lihat potensi pasar obligasinya dan minat investor kami mengenai jenis produk reksa dana ini "Jelas Bayu.

Porsi obligasi jangka pendek pada reksa dana pasar uang Phillip Money Market Fund (PMMF) juga diperbesar agar return reksa dana ini tetap mengalami pertumbuhan. Hal turunnya suku bunga perbankan. Perlu diketahui bahwa reksa dana pasar uang PMMF ini mayoritas asetnya berisi deposito sehingga penurunan suku bunga pasti akan berdampak pada pencapaian return.

Dalam wawancara tersebut, Direktur Utama PT Phillip Asset Management Lies Lilia Jamin menjelaskan kondisi ekonomi saat ini mulai membaik ditinjau dari beberapa variabel seperti nilai tukar rupiah yang stabil dan inflasi yang rendah.  Meskipun ada beberapa tantangan global seperti isu brexit dan the fed rate tetapi tim investasi Philips tetap optimis adanya perbaikan ekonomi yang mendorong penurunan suku bunga sehingga akan menggerakan sektor riil.

Oleh karena itu dengan meningkatnya porsi obligasi jangka pendek dalam portofolio PMMF, manajemen menargetkan potensi return yang melebihi bunga deposito sehingga akan menarik minat investor berinvestasi di reksa dana pasar uang. PMMF dapat menjadi alternatif pilihan investasi bagi mereka yang memiliki profil risiko rendah (mencari pilihan investasi yang sangat aman) dengan tujuan investasi kurang dari satu tahun. 

"Dengan kondisi yang demikian, pihak Phillip Asset Management juga menargetkan pertumbuhan dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) mencapai double digit pada tahun ini (2016). AUM yang meningkat ini tentunya kontribusi dari pertumbuhan return dan performance reksa dana yang ikut meningkat," sambung Lies.

* * * 

Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.