Bareksa.com - Reksa dana saham merupakan instrumen investasi yang memiliki risiko cukup tinggi. Risiko tersebut berasal dari fluktuasinya harga saham yang mempengaruhi pergerakan nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana tersebut.
Pergerakan NAB reksa dana saham dipengaruhi oleh pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jika IHSG melemah, pergerakan NAB reksa dana saham juga ikut melemah.
Beberapa reksa dana ada yang memiliki volatilitas atau beta yang tinggi. Maksudnya adalah apabila IHSG menguat, pergerakan NAB reksa dana tersebut justru naik lebih tinggi, sehingga memberi potensi keuntungan lebih besar. Tetapi jika IHSG melemah, penurunan NAB juga akan lebih dalam.
Beta merupakan ukuran volatilitas atau risiko sistematis dari suatu saham atau portofolio dibandingkan dengan volatilitas pasar secara keseluruhan.
Jika nilai beta lebih dari satu mengindikasikan bahwa nilai reksa dana tersebut bergerak dengan volatilitas yang lebih tinggi dari IHSG. Sementara beta kurang dari satu mengindikasikan nilai reksa dana tersebut memiliki volatilitas lebih rendah dibanding IHSG. Jadi, bagi Anda yang kurang menyukai volatilitas, dapat memilih reksa dana yang memiliki beta rendah.
Penurunan IHSG yang terjadi hingga pekan lalu, membuat pergerakan reksa dana saham mencatatkan return negatif yang cukup besar. Namun, saat IHSG mulai rebound sejak beberapa hari yang lalu, kinerja reksa dana saham pun dalam sebulan mulai mencatatkan return positif.
Biasanya reksa dana saham yang memiliki beta rendah, fluktuasinya pun rendah. Apabila IHSG menguat maka kenaikan reksa dana saham ini mungkin sedikit lebih tinggi. Tetapi ternyata, ada reksa dana dengan beta rendah yang dalam sebulan terakhir mengalami kenaikan yang jauh diatas kenaikan IHSG.
Tabel: Return Reksa Dana dengan Beta Rendah
Sumber: Bareksa.com
Di antara reksa dana tersebut, reksa dana Grow-2-Prosper memiliki beta paling rendah, tetapi return yang dihasilkan justru paling tinggi dibanding reksa dana lainnya. Dalam sebulan, reksa dana yang dikelola oleh PT Corfina Capital dan memiliki beta 0,73 ini menghasilkan return 8,8 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan IHSG yang hanya mencatatkan return 4,32 persen dalam sebulan.
First State Indoequity High Conviction Fund dan MNC Dana Syariah Ekuitas juga merupakan reksa dana beta rendah dengan return tinggi lainnya. Reksa dana First State memiliki beta 0,96 dan return 6,49 persen, sementara MNC Dana Syariah Ekuitas memiliki beta 0,97 dan return 6,31 persen.
Grafik: Pergerakan Grow-2-Prosper, First State Indoequity High Conviction Fund, MNC Dana Syariah Ekuitas dan IHSG
Sumber: Bareksa.com
Pada fund fact sheet per September 2015, tercatat bahwa sektor konsumsi merupakan sektor yang menjadi alokasi terbesar reksa dana MNC Dana Syariah Ekuitas. Reksa dana ini mengalokasikan sekitar 30,75 persen dari portofolio pada sektor tersebut.
Sama seperti reksa dana yang dikelola MNC, sektor konsumsi juga merupakan salah satu sektor yang dialokasikan cukup besar oleh reksa dana First State Indoequity High Conviction Fund. Reksa dana ini mengalokasikan sekitar 18,92 persen pada sektor ini. Saham sektor konsumsi yang menjadi alokasi terbesar reksa dana ini adalah PT Unilever Tbk (UNVR).
Saat IHSG mulai rebound seperti sekarang, merupakan saat yang tepat untuk berinvestasi jangka panjang, terutama pada reksa dana saham. Jika Anda merupakan tipe investor yang tidak menyukai volatilitas, tapi masih mengharapkan tingginya return, reksa dana dengan beta rendah tersebut dapat dijadikan pertimbangan untuk berinvestasi.
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.