Bareksa.com - Jumlah investor pasar modal terus meroket, meskipun pasar saham dan obligasi sedang bergejolak dibayangi sentimen negatif isu global. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per Mei 2022 jumlah investor pasar modal meroket tembus 8,85 juta, atau tepatnya 8.859.468 investor. Jumlah itu meroket 18,29 persen dibandingkan Desember 2021 yang sebanyak 7,48 juta atau tepatnya 7.489.337 investor.
Sumber : KSEI
Penopang lonjakan jumlah investor pasar modal, masih oleh kenaikan jumlah investor reksadana. Berdasarkan data KSEI, per Mei 2022 jumlah investor reksadana melesat 19,58 persen jadi 8,17 juta atau tepatnya 8.179.753, dibandingkan Desember 2021 yang sebanyak 6,84 juta atau tepatnya 6.840.234 investor.
Sumber : KSEI
Kenaikan jumlah investor reksadana masih menopang lonjakan jumlah investor pasar modal, meskipun kenaikannya melambat dibandingkan tahun lalu. Sepanjang 2021, jumlah investor reksadana meroket 115,41 persen dibandingkan 2020 yang sebanyak 3.175.429 investor.
Adapun jumlah investor Surat Berharga Negara (SBN) per Mei 2022 sebanyak 701.361 investor atau naik 14,76 persen dibandingkan Desember 2021 yang sejumlah 611.143. Pertumbuhan investor SBN hingga Mei 2022 juga melambat dibandingkan sepanjang 2021 yang melonjak 32,75 persen.
Sumber : KSEI
Tidak berbeda, jumlah investor C-Best (saham) menembus 3,9 juta pada Mei 2022, naik 13,26 persen dibandingkan Desember 2021 yang sebanyak 3,45 juta. Sepanjang tahun lalu, jumlah investor saham terbang 103,6 persen.
Sumber : KSEI
Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Uriep Budhi Prasetyo, sebelumnya mengatakan kontribusi perusahaan teknologi finansial (fintech) terhadap industri pasar modal termasuk reksadana terus meningkat. Hal ini terbukti per April 2022 dana kelolaan reksadana melalui agen penjual fintech melesat 33 persen dibandingkan akhir Desember 2021.
Uriep optimistis kedepan peran fintech dalam mendongkrak industri pasar modal dan reksadana kian prospektif. “Karena usia milenial dan z generation itu kan banyak melek teknologi, mereka mencari yang praktis dan lebih cepat untuk melakukan transaksi. Sementara kami di KSEI juga menyiapkan instrastrukturnya untuk meningkatkan layanan dan efisiensi industri,” ungkap Uriep kepada Bareksa (25/5/2022).
Per April 2022, dari 8,56 juta investor pasar modal hampir 77 persen investornya memiliki rekening di selling agent (agen penjual) fintech, atau sekitar 6,61 juta investor. Dari angka ini mayoritas merupakan investor ritel atau individu sebanyak 6,6 juta lebih, sementara investor institusi hanya 285. Sampai saat ini selling agent fintech yang terdaftar di KSEI ada 17 selling agent.
Menurut Uriep, ke depan peran fintech makin prospektif karena usia milenial dan Z generation banyak yang melek teknologi. Mereka mencari yang praktis dan lebih cepat untuk melakukan transaksi.
“Sementara kami di KSEI juga menyiapkan instrastrukturnya untuk meningkatkan layanan dan efisiensi industri. Di antaranya simplifiksi pembukaan rekening dan administrasi KYC (know your customer),” Uriep menjelaskan.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.