Bareksa.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 sebesar 3,31 persen secara kuartalan, dan 7,07 persen secara tahunan (YoY). Ekonomi Indonesia tumbuh cukup melesat dibanding kuartal I 2021. Hasil tersebut berada di atas konsensus Reuters yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2,94 persen QoQ dan 6,57 persen YoY.
pada kuartal II 2021, perekonomian Indonesia dari besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp4.175,8 triliun. Sedangkan berdasarkan harga konstan PDB kuartal II 2021 senilai Rp2.772,8 triliun.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso, menyatakan capaian produk domestik bruto (PDB) kuartal II 2021 yang naik 7,07 persen year on year (yoy) merupakan sinyal positif perbaikan ekonomi yang terjadi pada April hingga Juni.
"Sentimen positif ini telah disambut dengan baik oleh pasar dengan meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ke level 6.205,42 pada penutupan pasar tanggal 5 Agustus 2021," ujar Wimboh dalam keterangannya (5/8/2021).
Menurut Wimboh, dalam rangka menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di kuartal II tahun 2021 tersebut, perlu untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan konsumsi domestik utamanya konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 52,9 persen dari PDB. Struktur ekonomi Indonesia didorong oleh konsumsi domestik yang sangat dipengaruhi mobilitas masyarakat.
Selanjutnya, kata Wimboh, adanya kebijakan stimulus di sektor properti dan kendaraan bermotor yang mempunyai multiplier effect tinggi telah berhasil mendorong konsumsi rumah tangga. Penjualan mobil naik 758,68 persen (yoy) dan sepeda motor sebesar 268,64 persen (yoy).
Pertumbuhan ekonomi tersebut juga didukung pertumbuhan kredit yang hingga Juni 2021 mencapai Rp5.581 Triliun atau tumbuh Rp100,23 Triliun (1,83 persen sepanjang tahun berjalan/ytd).
"Di sisi lain, peningkatan pembiayaan melalui pasar modal juga mencapai Rp116,6 triliun sampai dengan 27 Juli 2021 atau naik 211 persen (ytd). Pembiayaan melalui pasar modal juga diharapkan akan terus meningkat sampai dengan akhir tahun dengan perkiraan tambahan Rp54,19 triliun. Peningkatan ini terutama didorong oleh antusiasme investor ritel domestik dan juga sektor teknologi dan keuangan," Wimboh menjelaskan.
Di sisi lain, salah satu komponen penting dalam pembentukan PDB adalah belanja pemerintah.
"Sehubungan dengan itu, OJK mendukung rencana percepatan serapan belanja pemerintah, terutama pemerintah daerah, dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Pemerintah daerah diharapkan dapat mendorong ekonomi daerah yang berbasis pertanian dan perkebunan dalam meningkatkan penyaluran KUR Pertanian yang telah menjadi sektor prioritas," ungkap Wimboh.
Wimboh menyatakan untuk memperluas ruang pertumbuhan ekonomi baru perlu didorong sektor yang menyerap banyak tenaga kerja dan berorientasi ekspor, dan ramah lingkungan yang sejalan dengan kebijakan pemerintah di bidang perubahan iklim.
"OJK akan terus memonitor dan meningkatkan peran sektor jasa keuangan dalam pembiayaan dunia usaha melalui konsumsi domestik, pertumbuhan ekonomi daerah, dan sektor ekonomi baru," Wimboh menambahkan.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.