Bareksa.com - Pasar saham diperkirakan sepi menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H, karena sebagian investor lebih memilih memegang uang tunai. Investor disarankan untuk memilih instrumen reksadana pasar uang yang stabil.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat 7 Mei 2021 ditutup turun 0,7 persen ke level 5.928,31. Dalam sepekan, IHSG sudah mencatat penurunan 1,12 persen, dengan sektor saham Konsumsi Primer (-2,72 persen) dan Konsumsi Non-Primer (-2,18 persen) menjadi pemberat IHSG. Namun, investor asing mencatat beli bersih sekitar Rp880 miliar sepekan lalu.
Sementara itu, pasar obligasi mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan pasar saham, yang tercermin dari penurunan imbal hasil (yield) obligasi negara tenor 10 tahun ke 6,44 persen, dari pekan sebelumnya di 6,47 persen. Investor asing mencatat beli bersih Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp480 miliar pekan lalu (hingga 5 Mei 2021).
Perbaikan data ekonomi makro dalam negeri yang ditunjukkan dari kenaikan inflasi bulan April sebesar 0,13 persen secara bulanan (MoM) serta tingkat pertumbuhan ekonomi kuartal I yang tercatat sebesar -0,74 persen tahunan (YoY) atau lebih baik dari kuartal sebelumnya di level -2,19 persen YoY, mendorong kenaikan harga obligasi pemerintah (SBN).
Selama pekan lalu, karena didorong kinerja pasar obligasi yang lebih baik, reksadana pendapatan tetap mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja reksadana saham. Dalam sebulan terakhir, kinerja indeks reksadana pendapatan tetap tercatat lebih baik dengan kenaikan sebesar 0,54 persen, dibandingkan indeks reksadana saham yang melemah sekitar 1,61 persen.
Menurut analisis Bareksa, mempertimbangkan hari bursa efektif pada pekan ini hanya selama 2 hari kerja, yaitu tanggal 10 & 11 Mei 2021, IHSG diproyeksikan tidak akan bergerak terlalu signifikan dengan perkiraan rentang harga di level 5,890-6,050.
Selama libur bursa, belum ada jadwal data ekonomi makro domestik yang akan dirilis. Akan tetapi, seiring dengan potensi pemulihan ekonomi global maupun domestik yang memicu kenaikan harga komoditas, perlu diperhatikan juga beberapa reksa dana saham berbasis sektor energi.
Alternatif instrumen investasi selama libur bursa, investor dapat mempertimbangkan reksadana pasar uang yang kinerjanya cenderung lebih stabil dibandingkan reksadana berbasis saham dan obligasi yang pergerakannya lebih rentan terhadap sentimen global.
Reksadana pasar uang berisikan instrumen deposito dan surat utang dengan jatuh tempo kurang dari setahun. Reksadana pasar uang cocok untuk investasi jangka pendek dan bagi investor dengan profil risiko rendah yang mementingkan likuiditas.
Reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola manajer investasi untuk diinvestasikan ke dalam aset-aset keuangan, seperti saham, obligasi dan pasar uang. Reksadana adalah investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
(Sigma Kinasih/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.