Bareksa.com - Menyambut gelaran Pekan Fintech Nasional 2020, OVO sebagai platform pembayaran digital, rewards, dan layanan finansial mendukung gelaran tersebut sebagai wujud mendorong inklusi keuangan sekaligus berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional. Sebagai bentuk dukungan terhadap acara tersebut, OVO mengadakan promo OVO Cashback Attack mulai 10 hingga 30 November 2020 dengan melibatkan 1.802 toko yang berada di 85 kota di Indonesia.
Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit menjelaskan, pandemi membawa dampak yang signifikan terhadap pendapatan perusahaan. Setidaknya 8 dari 10 perusahaan cenderung mengalami penurunan pendapatan, yang tentunya berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagai platform pembayaran digital terkemuka di Indonesia dan salah satu aset strategis nasional, OVO senantiasa mendukung program-program pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
"Kami menyambut baik acara Pekan Fintech Nasional 2020, karena acara ini dapat menjadi wadah bagi industri fintech dalam mempercepat pemulihan ekonomi bersama dengan pemerintah dan regulator," jelas dia dalam keterangan resmi pada Kamis, (12/11).
Untuk merealisasikan dukungan tersebut, OVO menyelenggarakan OVO Cashback Attack selama gelaran acara tersebut yang kebetulan bertepatan dengan Harbolnas. Melalui promo ini, OVO berharap dapat membantu menggerakkan roda perputaran transaksi non-tunai yang akan berdampak positif, bagi para merchant, dan bagi ekonomi nasional untuk dapat segera bangkit kembali.
Tingkatkan Penggunaan Fintech
Sementara itu, Managing Director dan Ketua Harian AFTECH Mercy Simorangkir menyampaikan apresiasinya atas dukungan yang diberikan oleh para pelaku fintech pada acara Pekan Fintech Nasional 2020. Dia berharap gelaran ini bisa meningkatkan penggunaan fintech di tengah masyarakat dengan amplifikasi melalui promosi belanja. "Melalui acara ini kami bangga dapat menciptakan kolaborasi yang solid di dalam ekosistem ekonomi digital di Indonesia dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional," ucap dia.
Mercy juga berharap melalui gelaran ini, pihaknya bisa meningkatkan literasi keuangan digital dengan memanfaatkan momentum promosi Harbolnas. Selain itu, pihaknya juga optimis dengan adanya acara ini dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat di tengah pandemi, sehingga membantu pemerintah agar Indonesia tidak terpuruk dalam jurang resesi.
Menurut Mercy, penurunan permintaan dan daya beli dari konsumen akibat pandemi dominan dialami oleh berbagai sektor, termasuk salah satunya adalah sektor makanan dan minuman (F&B). Sekitar 87 persen sektor usaha akomodasi dan makanan dan minuman harus menghadapi kenyataan pahit pandemi berdampak cukup signifikan terhadap turunnya permintaan konsumen atas jasa atau layanan mereka.
Peluang Tingkatkan Penjualan
Di tempat terpisah, Grace, pemilik gerai minuman Hop Hop, salah satu merchant yang berpartisipasi dalam promo OVO Cashback Attack menyampaikan kegembiraannya dengan diadakannya Pekan Fintech Nasional 2020 dan Harbolnas.
“Kondisi pandemi yang menjadi tantangan terbesar kami dalam berbisnis sepanjang tahun 2020 ini menuntut kita untuk harus lebih proaktif dalam menjemput bola. Oleh karenanya, dengan adanya Pekan Fintech Nasional 2020, Harbolnas dan khususnya promo OVO Cashback, kami sangat senang karena mendapat kesempatan untuk meningkatkan penjualan. Tentunya kami berharap hal ini dapat membantu bisnis kami dapat segera kembali normal seperti sedia kala," terang dia.
Adapun OVO merupakan platform pembayaran digital, rewards dan layanan finansial terdepan di Indonesia. Kini, OVO telah hadir di 115 juta perangkat dan bisa digunakan untuk mengakses pembayaran, transfer, top up dan tarik dana, serta manajemen aset dan investasi. OVO diterima di lebih dari 373 kota di Indonesia dan kami berkomitmen untuk membangun perusahaan pembayaran dan teknologi finansial terbesar di Indonesia.
Atasi Masalah Validasi Data
Sekjen AFTECH Karaniya Dharmasaputra menjelaskan bahwa fintech telah bisa mengatasi masalah terkait validasi data dalam penyaluran bantuan sosial. Contohnya, penyaluran bantuan pada 5,6 juta pemegang Kartu Prakerja yang dilakukan melalui Bank Negara Indonesia dan sejumlah fintech seperti Linkaja, OVO, Dana dan Gopay.
Karaniya, yang juga Co-Founder dan CEO Bareksa, menambahkan bahwa di portal investasi Bareksa ada pengalaman menarik pada masa pandemi. Di luar ekonomi yang mengalami penurunan, ternyata nilai transaksi, frekuensi transaksi dan dana kelolaan justru meningkat. Per akhir Juli 2020, total akun investor Bareksa mencapai 1,1 juta di mana jumlah SID (Single Investor Identity) Bareksa melesat 590 persen dibanding April 2018. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan investor di seluruh industri reksa dana sebesar 490 persen.
Pada periode yang sama, dana masyarakat yang telah diinvestasikan di platform Bareksa pun melonjak hampir delapan kali lipat menjadi Rp8 triliun. Sementara itu dana kelolaan (Asset Under Management, AUM) Bareksa menanjak empat kali lipat sementara AUM keseluruhan industri reksa dana merosot 1 persen.
Dampak Pandemi ke UKM
Ketua Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Adrian Gunadi memandang usaha kecil menengah terdampak cukup besar oleh pandemi. Menurut riset bersama Mandiri Institute, sebagian UKM masih beroperasi tetai hanya sekitar 45 persen yang punya cashflow untuk tiga bulan mendatang. "UKM terkena dampak besar selama pandemi dan mereka mencari solusi pendanaan, dengan sekitar 57 persen mencari solusi secara digital melalui fintech," ujar Adrian.
Adrian, yang juga merupakan CEO Investree, mengatakan bahwa platform peer-to-peer lending yang dipimpinnya telah menyalurkan sejumlah US$5 juta (setara Rp70,7 miliar) sejak Agustus yang termasuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah.
Kemudian, Karaniya menambahkan bahwa fintech tidak hanya berfokus pada bisnis, tetapi juga mendorong perkembangan ekonomi. "Semua perusahaan fintech dalam industri akan sangat senang untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan bersama kita bisa bangkit lebih kuat melewati pandemi ini."
Adrian memandang optimistis bahwa fintech bisa menjadi lokomotif pemulihan ekonomi dengan bangkit, berdiri dan melompat dari kondisi pandemi. "Kami cepat, lincah dan terdepan, terutama dalam pemulihan UKM. Kami mendukung sepenuhnya untuk pemulihan ekonomi Indonesia."
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.