Bareksa.com - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal yang juga Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen menyatakan akibat pandemi Covid-19, penghimpunan dana di pasar modal tahun ini diperkirakan hanya sekitar Rp100 triliun. Nilai itu menurun signifikan atau hampir 40 persen dibandingkan 2019 yang mencapai lebih dari Rp166 triliun.
"Memang turun, mau tidak mau, kondisi pandemi begini, harus kita lakukan penyesuaian terhadap beberapa target yang sudah dicanangkan sebelumnya," kata Hoesen dalam konferensi pers bulanan bertajuk Perkembangan Kebijakan dan Kondisi Terkini Sektor Jasa Keuangan secara virtual di Jakarta (2/11/2020).
Sejatinya OJK menargetkan penghimpunan dana di pasar modal tahun ini bisa mencapai Rp190 triliun atau naik sekitar 14 persen dari realisasi 2019. Namun pandemi telah mengakibatkan penghimpunan dana di pasar modal tertekan.
Untuk tahun depan, kata Hoesen, OJK menargetkan penghimpunan dana di pasar modal bisa mencapai antara Rp130 triliun hingga Rp160 triliun atau menyamai level 2019. Proyeksi itu mempertimbangkan membaiknya kondisi ekonomi tahun depan, yang mendorong kinerja sektor riil turut terdongkrak.
Kebutuhan pendanaan para pelaku usaha di sektor riil, salah satunya bisa didapatkan melalui pasar modal, baik untuk penambahan modal atau untuk ekspansi usaha. "Yang paling penting kita berharap sektor riil ini bisa tumbuh dan mulai melihat peluang-peluang tumbuh di 2021 dan melakukan ekspansi," ujarnya.
Menurut data OJK, penghimpunan dana hingga 20 Oktober 2020 mencapai Rp92,2 triliun dengan 45 emiten baru, dan terdapat 50 emiten yang akan melakukan penawaran umum mencapai Rp21,2 triliun.
Nilai Emisi Efek per 2 Oktober 2020
Sumber : Statistik OJK
Stimulus
Hoesen menyatakan stimulus di bidang pasar modal masih terus dilakukan. Setidaknya sampai akhir tahun ini, OJK masih akan mencermati perkembangan pasar. Beberapa kebijakan relaksasi masih dilakukan OJK. "Jadi akan kita lihat perkembangannya, so far intinya kita ingin pasar kita akan lebih stabil. Dari kondisi beberapa waktu terakhir, termasuk sekarang sentimen-sentimennya lebih di luar fundamental ekonomi," ungkap Hoesen.
Daftar Stimulus OJK di Bidang Pasar Modal
Sumber : OJK
Kinerja IHSG
Setelah sempat mengalami penurunan di bulan September 2020 yang mencatatkan minus hingga 7 persen secara month to date, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan kembali menguat 5,3 persen MtD per 27 Oktober ditutup di level 5.128,2.
Sumber : OJK
OJK menyatakan sejalan dengan yang terjadi di emerging market lainnya, di mana investor non residen masih melakukan aksi jual bersih di pasar saham Rp3,7 triliun di Oktober, sehingga secara year to date YtD tercatat Rp47,3 triliun aliran dana asing keluar.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.