Potensi Pasar Saham Asia Pasifik Tumbuh, Peluang Investasi Reksadana Saham
Valuasi pasar Asia lebih rendah daripada valuasi pasar AS
Valuasi pasar Asia lebih rendah daripada valuasi pasar AS
Bareksa.com - Pasar saham di Asia Pasifik memiliki potensi untuk tumbuh pasca pandemi virus corona Covid-19. Hal ini dipandang bisa menjadi peluang untuk berinvestasi di reksadana saham regional Asia.
Marco Giubin, Managing Director and Senior Portfolio Manager Manulife Investment Management mengatakan bahwa valuasi saham emiten-emiten di Amerika Serikat semakin mahal dibandingkan dengan valuasi emiten-emiten di Asia.
"Saham-saham di Asia memiliki potensi yang besar untuk tumbuh, mengingat valuasinya belum semahal saham-saham di AS," ujarnya dalam webinar bertajuk Why Asia - An Asia Pacific Economic and Market Outlook, 1 Juli 2020.
Promo Terbaru di Bareksa
Dia menjelaskan potensi besar di pasar saham Asia juga datang karena kelebihan likuiditas global setelah pemerintah di berbagai belahan dunia memberikan stimulus yang besar untuk kembali mendorong ekonomi. Bank sentral AS The Federal Reserve, Bank Sentral Eropa (ECB) mencetak lebih banyak uang untuk stimulus pasca tekanan ekonomi akibat pandemi.
"Dampaknya, biasanya negara berkembang akan mendapat kelimpahan dari dana tersebut termasuk negara-negara di Asia," ujarnya.
Berkaitan dengan pendapatan para emiten, Marco menjelaskan bahwa laporan keuangan di kuartal kedua tahun ini seharusnya menjadi yang terburuk. Maka, dia memprediksi ada perbaikan di kuartal ketiga.
"Pertumbuhan laba di emiten-emiten Asia diprediksi akan direvisi naik setidaknya di kisaran 20 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi untuk perusahaan-perusahaan di AS," katanya.
Adapun dengan kemungkinan infeksi Covid-19 gelombang kedua, pasar diprediksi tidak akan memperlihatkan kekhawatiran yang lebih besar. Sebab, investor sudah lebih tahan dan lebih siap untuk menghadapinya.
"Saya melihat gelombang kedua tidak akan memberi banyak dampak terhadap pasar saham. Pemerintah-pemerintah di dunia telah lebih siap untuk menghadapinya dengan berbagai stimulus dan protokol kesehatan, sehingga dampaknya tidak akan separah ketika gelombang pertama," ujar Marco.
Sementara itu, Marco melihat bahwa pasar saham akan lebih sensitif terhadap berbagai sentimen dan melihat kondisi atau proyeksi ke depan. hal ini berbeda dengan sektor riil yang melihat data historikal.
Oleh sebab itu, pasar saham (market cycle) akan cenderung naik lebih dahulu dibandingkan dengan kondisi di sektor riil (economic cycle). Peluang ini bisa dimanfaatkan oleh investor untuk masuk di pasar saham, termasuk dengan membeli reksadana saham.
Berdasarkan data Bareksa, top 10 reksadana saham yang bisa dibeli di marketplace Bareksa dalam tiga bulan terakhir ini mencatatkan pertumbuhan 17-31 persen per 2 Juli 2020. Produk-produk reksadana saham yang berinvestasi di global dan Asia Pasifik juga masuk ke daftar ini.
Tabel Top 10 Reksadana Saham Return Tertinggi 3 Bulan di Bareksa per 2 Juli 2020
Sumber: Bareksa.com
Reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola oleh manajer investasi untuk dimasukkan dalam aset-aset keuangan seperti saham obligasi dan pasar uang. Adapun reksadana saham sebagian besar portofolionya adalah saham, yang berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi memiliki potensi tumbuh tinggi dalam jangka panjang.
Reksadana saham memiliki risiko yang tinggi, karena adanya fluktuasi pasar ini. Maka, reksadana saham disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi (agresif) dan untuk investasi dalam jangka waktu panjang.
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.