Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat, 27 Maret 2020 :
Jiwasraya
Di tengah wabah virus corona (COVID-19), pemeriksaan terhadap kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) terus berlanjut. Namun, ada protokol khusus yang diberlakukan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).
"Terkait pandemi COVID-19 maka pemeriksaan saksi diatur sedemikian rupa dengan menjaga jarak antara saksi dengan penyidik sesuai protokol kesehatan, dengan terlebih dahulu menggunakan hand sanitizer dan masker," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Hari Setiyono, Kamis (26/3) dilansir CNBC Indonesia.
Ia menerangkan ada 17 orang yang diperiksa pada Kamis kemarin. Mereka berasal dari beragam bidang, mulai dari perusahaan aset manajemen, sekuritas hingga beberapa orang yang sudah ditetapkan menjadi tersangka.
Para saksi tersebut adalah :
1.Syafrial, SE (Direktur Utama PT Andromeda Internasional)
2.Irwan Gunardi (Presiden Direktur PT Panin Acadia Capital)
3.Fahyudi Djaniatmadja (Direktur PT Millenium Capital Management)
4.Drs. Eldin Rizal Nasution (Eks Kepala Pusat Bancassunrance dan Aliansi Strategis PT Asuransi Jiwasraya/AJS)
5.Freddy Gunawan (Direktur PT Tandika Asri Lestari)
6.Setya Widodo (eks Kepala Bagian Pertanggungan Pusat Bancassurance dan Aliansi Strategi PT AJS)
7.Ronald Abednego Sebayang (Komisaris PT Pool Advista Asset Management)
8.Meitawati Ediningsih, SH (Institusional Equity Sales PT Trimegah Sekuritas Tbk)
9.Sumin Tanudin (Marketing Saham pada PT Lotus Andalan Sekuritas)
10.Suprihatin Ntoman (Direktur PT TOPAS Internasional)
11.Rudolfus Pribadi Agung Sujagad (Dirut PT Jasa Capital Asset Management)
12.Syahmirwan (eks Kepala Divisi Keuangan dan Investasi PT AJS)
13.Joko Hartono Tirto (Direktur PT Maxima Integra)
14.Benny Tjokrosapuro (Komisaris PT Hanson Internasional Tbk)
15.Lisa Anastsia
16.Yudith Deka Arshinta
17.Damba Summa Akmala
Dari 17 nama yang diperiksa, tiga diantaranya adalah tersangka. Mereka yakni Syahmirwan, Joko Hartono Tirto serta Benny Tjokrosapuro.
Namun, semua saksi tersebut diperiksa demi kepentingan salah satu tersangka lainnya, yaitu Komisaris Utama PT Trada Alam Minera (TRAM) Heru Hidayat (HH). "Bahwa ke-17 orang yang diperiksa oleh Tim Penyidik akan digunakan sebagai alat bukti saksi guna pembuktian pasal sangkaan terhadap tersangka HH," kata Hari melanjutkan.
Saat ini Kejagung sudah menetapkan enam tersangka dari kasus Jiwasraya. Mereka adalah Direktur Utama PT Hanson International Tbk. Benny Tjokrosaputro, Komisaris Utama Trada Alam Minera Heru Hidayat, Direktur Keuangan Jiwasraya periode Januari 2013-2018 Hary Prasetyo. Lalu Direktur Utama Jiwasraya periode 2008-2018 Hendrisman Rahim, eks Kepala Divisi Investasi Keuangan Jiwasraya Syahmirwan dan Direktur PT Maxima Integra Joko Hartono Tirto.
Dilansir Kontan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan akan mulai membayar uang nasabah Jiwasraya. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pembayaran perdana mulai Senin, 30 Maret 2020. Adapun dana yang telah disiapkan mencapai Rp400 miliar.
“Sumber dana itu berasal dari penjualan aset keuangan berupa obligasi,” ujar Tiko panggilan akrab mantan Direktur Utama Bank mandiri itu. Sebelumnya, Kementerian BUMN telah menyatakan salah satu opsi untuk melakukan pembayaran dana nasabah Jiwasraya lewat menjual aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan yang tengah kesulitan likuiditas itu. Selain itu, juga menjual aset berupa Cilandak Town Square (Citos) Mall.
Tiko menyatakan hingga saat ini sudah ada calon pembeli Citos. Ia menyebut pusat perbelanjaan yang berada di kawasan Jakarta Selatan juga akan dibeli oleh perusahaan milik negara yakni BUMN Karya dan Bahana. BUMN karya itu adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), dan PT PP (Persero) Tbk. Pelibatan semua BUMN karya guna mempersingkat waktu konstruksinya.
Rupiah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan pasar spot kemarin. Membaiknya sentimen di pasar keuangan global membantu penguatan mata uang Tanah Air. Pada Kamis (26/4/2020) pukul 12:42 WIB, US$1 setara dengan Rp16.250. Rupiah menguat 1,22 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur Hari Raya Nyepi. Penguatan itu membuat rupiah menjadi mata uang terbaik di Asia.
"Rupiah mengalami penguatan dan cenderung stabil. Sejak Selasa, mekanisme pasar berlangsung baik, bid-offer berlangsung. Terima kasih kepada pelaku pasar, juga eksportir, termasuk investor global," kata Perry Warijyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), dalam briefing seputar perkembangan ekonomi terkini dilansir CNBC Indonesia.
Menurut Perry, sentimen positif di pasar keuangan global membantu penguatan di pasar keuangan domestik. Di AS, Senat telah meloloskan proposal stimulus fiskal senilai US$2 triliun. Stimulus dari pemerintahan Presiden Donald Trump itu akan melalui proses pembahasan di House of Representatives.
"Dari US$2 triliun ini dialokasikan US$100 miliar untuk kesehatan, US$350 miliar untuk UMKM, US$250 miliar untuk tenaga kerja, dan US$500 miliar untuk dunia usaha di samping alokasi bantuan sosial," kata Perry.
Stimulus fiskal tersebut, lanjut Perry, memperkuat pelonggaran moneter yang telah dilakukan bank sentral. Beberapa waktu lalu, bank sentral AS menurunkan suku bunga acuan sampai 100 basis poin menjadi 0-0,25 persen. "Langkah-langkah tersebut mengurangi kepanikan yang terjadi pasar keuangan global. Paket kebijakan baik moneter maupun stimulus mengurangi kepanikan di pasar dan meredakan tekanan di global yang berimplikasi berlaku dengan membaiknya sentimen terhadap pasar keuangan Indonesia," jelas Perry.
Libur Angsuran
Presiden RI Joko Widodo menjelaskan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bakal memberikan kelonggaran alias relaksasi kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah untuk nilai di bawah Rp10 miliar. Relaksasi kredit bisa berupa penundaan pembayaran sampai 1 tahun ke depan dan penurunan bunga. Hal itu tertuang dalam ketentuan yang mengatur secara umum pelaksanaan restrukturisasi kredit/pembiayaan sebagai akibat dampak dari persebaran virus covid-19.
Lantas, apakah restrukturisasi ini hanya diberikan untuk batasan plafon Rp 10 miliar saja? Otoritas Jasa Keuangan mengatakan dalam POJK Nomor 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical telah mengaturnya secara jelas.
Yang Bisa Mendapat Restrukturisasi Dalam POJK disebutkan, debitur yang mendapatkan perlakuan khusus dalam POJK ini adalah debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi pembayaran utang kepada bank karena terdampak virus corona, termasuk juga debitur UMKM. Bisa dari sektor pariwisata, transportasi, perhotelan, perdagangan, pengolahan, pertanian dan pertambangan.
Pemberian perlakuan khusus tersebut tanpa melihat batasan plafon kredit/pembiayaan. "Dalam POJK ini jelas diatur bahwa pada prinsipnya bank dapat melakukan restrukturisasi untuk seluruh kredit/pembiayaan kepada seluruh debitur, termasuk debitur UMKM, sepanjang debitur-debitur tersebut teridentifikasi terdampak COVID-19," ujar OJK dalam keterangannya, Kamis (26/3/2020) dilansir Kontan.
Adapun mekanisme restrukturisasi kredit atau pembiayaan juga dilakukan mengacu pada POJK mengenai penilaian kualitas aset, antara lain dengan cara:
a. penurunan suku bunga;
b. perpanjangan jangka waktu;
c. pengurangan tunggakan pokok;
d. pengurangan tunggakan bunga;
e. penambahan fasilitas kredit/pembiayaan;
f. konversi kredit/pembiayaan menjadi Penyertaan Modal Sementara.
Nantinya, berbagai skema tersebut diatur dan diserahkan sepenuhnya kepada bank yang meminjamkan kredit kepada debiturnya. Tentunya berbagai skema yang dipilih juga sangat bergantung pada hasil identifikasi bank atas kinerja keuangan debitur ataupun penilaian atas prospek usaha dan kapasitas membayar debitur yang terdampak Covid 19.
Tak hanya itu, jangka waktu restrukturisasi ini sangat bervariasi tergantung pada penilaian bank terhadap debiturnya. Jangka maksimal sampai 1 tahun ke depan. "Kualitas kredit atau pembiayaan yang direstrukturisasi dapat ditetapkan lancar apabila diberikan kepada debitur yang teridentifikasi terkena dampak penyebaran virus corona," pungkas OJK.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung melesat pada perdagangan sesi I Kamis ini (26/3/2020) usai libur Hari Raya Nyepi Rabu kemarin. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, IHSG hari ini dibuka di zona hijau, menguat 1,47 persen ke level 3.995,52. Pada pukul 10.09 WIB, IHSG melesat 6,17 persen di level 4.181.
Di tengah penguatan indeks acuan BEI ini, beberapa bursa saham Asia justru bergerak di zona merah antara lain, indeks Shanghai Composite minus 0,74, Topix melemah 2,24 persen, Straits Time jatuh 2,71 persen, KLCI turun 0,75 persen dan TW Weighted Index melorot 0,46 persen pada perdagangan pagi. Pada pukul 10.16 itu, Nikkei melorot 3,8 persen, Hang Seng minus 0,55 persen, Shanghai melemah 0,08 persen.
Laksono Widito Widodo, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, membeberkan kenapa IHSG bisa menguat sendirian di Asia pada perdagangan pagi ini. "Selama kita tutup kemarin [Rabu], bursa-bursa utama dunia mencatatkan kenaikan tajam terutama di AS karena solusi pemberian insentif ekonominya sudah disetujui. Jadi kali ini IHSG juga mengikuti pola pergerakan indeks dunia yang ada sekarang," katanya di Jakarta, Kamis (26/3/2020) dilansir CNBC Indonesia.
Kamis pagi, saham-saham di Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, kembali mencatatkan kenaikan. Itu terjadi setelah Gedung Putih dan para pemimpin kongres mengatakan mereka telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) stimulus besar-besaran untuk menghalau perlambatan ekonomi yang disebabkan pandemi virus corona (COVID-19).
Indeks Dow Jones naik lebih dari 2 persen atau 495,64 poin menjadi 21.200,55 pada hari Rabu. S&P 500 naik 1,1 persen dan ditutup menjadi 2.475,56. Sementara itu, Nasdaq Composite turun 0,5 persen ke 7.384,3. Hal ini dikarenakan saham Facebook, Amazon, Apple, Netflix dan Alphabet (induk Google) semua ditutup lebih rendah. Kenaikan pada saham-saham AS terjadi setelah para pemimpin Gedung Putih dan Senat menyetujui RUU stimulus besar-besaran senilai US$2 triliun pada tengah malam.
Fintech Syariah
Adanya fintech syariah dinilai mampu penuhi kebutuhan masyarakat juga bersaing dengan fintech konvensional. Chief Executive Officer Alami Dima Djani mengatakan, hingga Februari lalu pihaknya telah menyalurkan dana sebesar Rp.125 miliar. Asal tahu saja, penyaluran tersebut diberikan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Perlu diketahui, penyaluran dana tersebut dilakukan kepada UMKM yang terletak di Jakarta, Papua, Sulawesi, Palembang, Pekanbaru juga Lampung.
Baca Juga: Modalku gencar jalin kerja sama untuk perkuat usaha
Meski begitu, Dima bilang dengan adanya wabah corona pihaknya senantiasa melakukan antisipasi bisnis akan melambat, namun kualitas aset tetap aman. “Walaupun ada dampak Corona, portofolio Alami tetap aman karena kebanyakan terdiri dari sektor yang defensif seperti Fast Moving Consumer Good (FMCG) dan sektor kesehatan,” jelasnya kepada Kontan.co.id (26/3).
Lebih lanjut ia menyebutkan, pada tahun ini pihaknya menargetkan dapat memberikan penyaluran dana sebesar Rp 500 miliar. Dima mengaku, di tengah wabah corona pihaknya optimis dapat merealisasikan target tersebut, hal itu didukung dengan menjalin kerjasama dengan ekosistem seperti pihak perbankan dan supply chain platform seperti eFisher.
Perlu diketahui pula, hingga saat ini Alami mencatatkan telah memiliki lebih dari 3.000 users serta lebih dari 120 UKM yang telah melakukan transaksi. Terkait kendala, Dima menjelaskan tak sedikit dari industri yang melambat, khususnya pendana. Menurutnya, hal tersebut dapat berakibat kepada industri fintech P2P Lending.
“Kendalanya semua industri melambat, termasuk para pendana juga banyak yang menyimpan kas. Mungkin ini yang bisa berakibat ke industri P2P. Namun menurut saya hal tersebut merupakan dampak sesaat dan ekonomi akan normalisasi dalam waktu dekat,” tambahnya.
Baca Juga: Ada wabah corona, pengguna layanan digital naik signifikan
Sementara itu, PT Ammana Fintek Syariah mencatatkan hingga 16 Maret lalu pihaknya menerapkan kebijakan work from home (WFH) sehingga kegiatan pembiayaan UMKM hanya difokuskan kepada pembiayaan yang berbasis proyek jangka pendek. Tak hanya itu, selama WFH tersebut Ammana tengah menaruh fokusnya terhadap program kemanusiaan seperti Dompet Dhuafa.
Meski begitu, CEO & Founder Ammana Fintek Syariah Luthfi Adhiansyah menegaskan sebelum adanya wabah corona, penyaluran Amanna di awal tahun 2020 sudah mencapai Rp.20 miliar untuk modal kerja UMKM. “Adanya wabah corona juga tidak mendatangkan hambatan kepada Amanna, sebab sampai saat ini bisnis Amanna masih terkendali,” tegasnya.
(*)