Bareksa.com - Sepekan kemarin, perdagangan saham pasar saham Tanah Air hanya berlangsung selama tiga hari karena bertepatan adanya libur pesta demokrasi di hari Rabu serta Wafat Yesus Kristus di hari Jumat.
Namun meskipun demikian, performa bursa saham domestik sangat apik karena dalam periode 15 hingga 19 April 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu melonjak 1,58 persen point to point dengan ditutup pada level 6.507,221.
Secara sektoral, hampir seluruhnya berakhir di zona hijau pada pekan kemarin, kecuali hanya pertambangan dan perdagangan yang masing-masing melemah 0,82 persen dan 0,08 persen.
Sementara itu, tiga sektor yang mengalami kenaikan tertinggi pada pekan kemarin yaitu properti (4,52 persen), aneka industri (4,26 persen), dan keuangan (2,34 persen).
Di sisi lain,investor asing terpantau masih cukup banyak masuk ke saham domestik dengan mencatatkan pembelian bersih (net buy) di seluruh pasar sepanjang pekan lalu senilai Rp521,71 miliar.
Alhasil jika sejak awal tahun 2019 hingga saat ini, investor asing telah mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp15,22 triliun.
Saham-saham yang terbanyak diburu oleh investor asing dalam sepekan kemarin :
1. Saham BRPT(Rp176 miliar)
2. Saham ASII (Rp172,5 miliar)
3. Saham CTRA (Rp146,2miliar)
4. Saham SMGR (Rp138,8 miliar)
5. Saham SMRA (Rp67,3miliar)
Berbagai Sentimen Pekan Lalu
Kondusifnya pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia, serta kemenangan pasangan nomor urut 01 Joko Widodo – Ma’ruf Amin versi hasil hitung cepat (quick count) memberikan sentimen positif di bursa saham dalam negeri.
Jokowi Effect jilid II digadang-gadang akan mendongkrak kinerja IHSG. Hal tersebut terbukti di pekan lalu, di mana hanya dalam tiga hari perdagangan IHSG mencatat penguatan 1,58 persen ke level 6.507,22.
Bahkan untuk kawasan Asia, dengan perdagangan yang relatif singkat IHSG mampu menjadi terbaik kedua, hanya kalah dari indeks Shanghai (China) yang perdagangannya dibuka penuh lima hari dalam sepekan.
Satu ketidakpastian akan hilang jika Jokowi kembali menjadi orang nomor 1 di Indonesia. Program-program yang dirancang dan dijalankan dalam lima tahun terakhir akan berlanjut.
Sebagai informasi, ketidakpastian merupakan musuh besar pasar saham. Maka, jika semua telah jelas maka diperkirakan arus modal akan deras masuk ke Indonesia.
Penguatan IHSG dipicu lantaran pelaku pasar merespons positif hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei yang menyatakan pasangan calon presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul atas pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Kondisi tersebut bahkan membuat sejumlah analis optimis bahwa IHSG akan melesat di sisa tahun ini dengan target di level 7.000.
Adapun ketidakpastian yang sesungguhnya dalam politik di Indonesia akan hilang setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengeluarkan pernyataan resmi tentang pemenang pemilihan presiden pada edisi tahun ini.
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal pergerakan IHSG dalam tiga hari perdagangan pekan lalu cukup positif meskipun terlihat sedikit ada kemunduran, setelah sempat menembus level tertinggi sepanjang masa di level 6.636 namun akhirnya ditutup di bawah level pembukaannya.
Namun di sisi lain, pola pergerakan IHSG yang membuat open gap up pada Kamis pekan lalu menandakan adanya indikasi sangat kuat bahwa IHSG akan rally dalam jangka pendek.
Di sisi lain, indikator relative strength index (RSI) juga terpantau masih bergerak naik dan berada di sekitar area netral mengindikasikan sinyal kenaikan cukup kuat.
Kemudian posisi IHSG saat ini juga berada di level psikologis 6.500 yang apabila terus konsisten terjaga akan membuat potensi penguatan dan uptrend yang cukup kuat.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.