Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun tipis pada perdagangan menjelang akhir pekan lalu yang melemah 0,07 persen di level 6.405. Sektor industri dasar dan kimia (-1,38 persen) dan aneka industri (-1,0 persen) menjadi penekan utama penurunan IHSG.
Asing mencatatkan net sell Rp1,05 triliun, mengakhiri reli net buy selama tujuh hari berturut-turut sebelumnya. Sepanjang pekan lalu, IHSG melemah 1,05 persen dan asing mencatatkan net buy Rp1,28 Triliun.
Di Amerika Serikat, Indeks Dow Jones Industrial Average (1,03 persen), Indeks S&P 500 (0,66 persen), dan Nasdaq Composite (0,46 persen) masing-masing ditutup menguat pada penutupan menjelang akhir pekan lalu.
Bursa Saham Wall Street ditutup menguat seiring sentimen positif dari laporan kinerja beberapa emiten berkapitalisasi besar seperti JP Morgan dan Walt Disney yang mencatatkan kenaikan laba serta Anadarko Petroleum yang akan diakuisisi oleh Chevron.
Memasuki Masa Tenang Pemilu, IHSG cenderung bearish
IHSG pada perdagangan akhir pekan kemarin ditutup melemah tipis di level 6.405. Indeks tampak sedang mencoba untuk bertahan di atas support level terdekat 6.390, di mana berpeluang mengalami rebound atau melanjutkan konsolidasi menuju resistance level 6,440.
Namun stochastic yang berada pada kecenderungan melemah dapat menghambat laju penguatan indeks. Hingga Pertengahan April 2019, Indonesia mengalami net capital inflow.
Hingga pertengahan April 2019, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa baik di pasar saham maupun pasar obligasi, arus masuk modal total mencapai Rp91 triliun, yang mana Rp75 triliun di antaranya melalui pasar obligasi.
Meskipun arus masuk dari pasar saham hanya sekitar Rp16 triliun, menurut Deputi Gubernur BI, Mirza Adityaswara, arus capital masuk dari pasar saham mengalami peningkatan dibanding tahun lalu, yang mana malah terjadi arus dana keluar hingga Rp24,9 triliun.
Menurut beliau, banyaknya aliran dana yang masuk ke pasar keuangan Indonesia menandakan masih adanya kepercayaan dari investor terhadap perekonomian Indonesia.
ECB Khawatirkan Independensi The Fed
Seiring dengan tekanan dari Presiden AS, Donald Trump kepada The Fed, Presiden European Central Bank (ECB), Mario Draghi, menyatakan kekhawatirannya terhadap independensi dari The Fed.
Selain karena kritik dari Trump, ia juga mengkhawatirkan nominasi Trump untuk Gubernur The Fed. Ia menyatakan independensi Bank Sentral di seluruh dunia saat ini sedang diuji karena mulai ada Bank Sentral yang dipaksa meninggalkan independesinya, salah satu contohnya Turki.
Perundingan Indonesia dan Uni Eropa Bisa Terganggu Kebijakan CPO
Uni Eropa mengklasifikasikan minyak sawit mentah dan produk turunannya sebagai minyak nabati dengan risiko tinggi. Klasifikasi yang merugikan crude palm oil (CPO) itu termuat dalam Renewable Energy Directive (RED) II yang berlaku mulai Mei mendatang.
Atas pengelompokan CPO yang merugikan itu, Indonesia berniat mengajukan pengaduan ke Badan Penyelesaian Sengketa di Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO), Indonesia juga mengaku akan meninjau ulang perundingan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia - Uni Eropa (IEU CEPA).
(KA02/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.