Bareksa.com - Pasca mengalami koreksi tipis pada hari Rabu,pasar saham Indonesia justru harus mengalami penurunan lebih dalam pada perdagangan kemarin.
Di sisi lain, bursa saham utama kawasan Asia mengakhiri perdagangan kemarin secara bervariasi. Indeks Nikkei (Jepang) naik 0,11 persen, Indeks Straits Times (Singapura) bertambah 0,1 persen, Indeks Shanghai (China) merosot 1,6 persen, Indeks Hang Seng (Hong Kong) turun 0,93 persen, dan Indeks Kospi (Korea) flat.
Potensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Eropa menjadi faktor utama yang menekan laju bursa saham Benua Kuning. Pada Rabu (10/04/2019) waktu setempat atau Kamis (11/04/2019) waktu Indonesia, Presiden AS Donald Trump kembali menyerang Uni Eropa melalui sebuah cuitan di Twitter.
"Sayang Uni Eropa bersikap sangat keras kepada Inggris dan Brexit. Uni Eropa juga merupakan mitra dagang yang brutal dengan AS, di mana hal ini akan berubah. Terkadang dalam hidup Anda harus membiarkan orang bernafas sebelum semuanya berbalik menghampiri Anda!" kecam Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Kekesalan Trump ini masih mengacu kepada tudingannya bahwa Uni Eropa memberikan subsidi yang kelewat besar kepada Airbus, yang dinilainya sebagai praktik persaingan tidak sehat.
"Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menemukan bahwa Uni Eropa memberikan subsidi kepada Airbus yang kemudian mempengaruhi AS. Kami akan menerapkan bea masuk kepada (impor) produk Uni Eropa senilai US$11 miliar. Uni Eropa sudah mengambil keuntungan dari perdagangan dengan AS selama bertahun-tahun. Ini akan segera berakhir!" cuit Trump pada tanggal 9 April.
Di sisi lain, sentimen positif bagi bursa saham Asia datang dari damai dagang AS-China yang semakin terasa. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa kedua negara sudah hampir mencapai kesepakatan terkait dengan mekanisme penegakan yang akan digunakan untuk memastikan bahwa China mematuhi segala komitmennya di bidang perdagangan.
"Kami sudah hampir sepakat mengenai mekanisme penegakan. Kami telah setuju bahwa kedua pihak akan mendirikan kantor yang akan mengurus isu-isu yang ada (terkait dengan penegakan kesepakatan dagang)," papar Mnuchin kepada CNBC International pada Rabu.
Pada Kamis, 11 April 2019 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 1,05 persen dengan berakhir di level 6.410,17. Aktivitas transaksi pada perdagangan kemarin berlangsung cukup ramai, di mana tercatat 18,91 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp9,95 triliun.
Secara sektoral,hampir seluruhnya berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin, kecuali hanya pertambangan yang mampu menguat 0,26 persen.
Sementara itu, tiga sektor yang mengalami penurunan terdalam yakni industri dasar (-2,31 persen), manufaktur (-1,67 persen), dan konsumer (-1,45 persen)
Beberapa saham yang menekan IHSG kemarin :
1. Saham BMRI (-2,6 persen)
2. Saham HMSP (-1,9 persen)
3. Saham TLKM (-2 persen)
4. Saham UNVR (-1,6 persen)
5. Saham BBCA (-0,8 persen)
Sebanyak 135 saham menguat, 249 saham melemah, dan 137 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) di seluruh pasar pada perdagangan kemarin senilai Rp546,79 miliar.
Saham-saham yang terbanyak diburu investor asing :
1. Saham BBRI (Rp108,11 miliar)
2. Saham BRPT (Rp28,62 miliar)
3. Saham SMGR (Rp18,44 miliar)
4. Saham WSKT (Rp16,25miliar)
5. Saham RALS (Rp14,06 miliar)
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bearish candle disertai short upper shadow yang menggambarkan pergerakan IHSG sangat tertekan hingga berakhir di level terendahnya.
Secara intraday, pergerakan IHSG sudah terlihat dibuka di zona merah dan sepanjang perdagangan tidak berdaya dengan terus mengalami penurunan yang semakin dalam.
Pelemahan kemarin membuat potensi pelemahan IHSG dalam jangka pendek semakin rawan, terlebih posisinya yang mulai menyentuh lower bollinger band.
Indikator relative strength index (RSI) terpantau bergerak turun cukup tajam, mengindikasikan adanya momentum pelemahan yang sangat kuat. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini masih berpotensi mengalami tekanan.
Di sisi lain, kondisi bursa saham Wall Street yang cenderung tertekan pada perdagangan kemarin diperkirakan bisa menjadi sentimen negatif yang kembali memberatkan laju IHSG pada perdagangan hari ini.
Indeks Dow Jones terkoreksi 0,06 persen, kemudian S&P 500 flat 0 persen, dan Nasdaq Composite melemah 0,21 persen.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.