Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,87 persen di 6,468 pada perdagangan akhir pekan lalu (29/03). Sektor keuangan (+0,51 persen) membukukan kenaikan tertinggi sedangkan sektor industri dasar (-4,21 persen) mengalami koreksi terdalam.
Pergerakan IHSG pekan lalu dipengaruhi oleh rilis kinerja keuangan emiten untuk tahun buku 2018, pergerakan nilai tukar, kelangsungan negosiasi dagang AS dan China serta inversi imbal hasil obligasi AS.
Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat dengan indeks DJIA naik 0,82 persen, S&P 500 naik 0,67 persen dan Nasdaq naik 0,78 persen dipicu optimisme pasar seputar perundingan perdagangan AS-China.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan akan menggelar perundingan konstruktif di Beijing, untuk mengakhiri putaran dialog terakhir yang akan dilanjutkan dengan putaran di Washington pekan depan.
Jelang Rilis Data Inflasi, IHSG Diprediksi Sideways
IHSG pada perdagangan akhir pekan kemarin ditutup melemah berada di level 6,468. Indeks tampak sedang mengalami konsolidasi dan berpeluang untuk berlanjut dengan bergerak menuju resistance level 6.525 hingga 6,555.
RSI yang mulai bergerak meninggalkan wilayah oversold memberikan peluang penguatan dalam jangka pendek. Tetapi, pasar akan memperhatikan hasil data inflasi Maret yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini.
Menteri Keuangan Tunda Pajak e-Commerce
Kementerian Keuangan akhirnya secara resmi menarik peraturan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 210/PMK.010/2018 tentang Perlakuan Perpajakan atas Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (e-commerce).
Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, pihaknya memutuskan untuk menarik PMK tersebut karena adanya resistensi dan isu yang tidak produktif. Padahal menurutnya, tidak ada pengenaan pajak baru dalam PMK tersebut.
Gedung Putih Desak The Fed Turunkan Tingkat Suku Bunga
Presiden AS, Donald Trump, kembali menyalahkan The Fed atas perlambatan ekonomi dan juga pasar saham yang bearish. Trump mengungkapkan pihaknya menyesalkan kebijakan kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang dorong permasalahan ekonomi.
Pernyataan Trump ini juga diamini oleh penasehat Gedung Putih yang menyatakan Gedung Putih sedang mendesak The Fed agar mengembalikan tingkat suku bunga ke level sebelum dinaikkan.
Inalum Ingin Tambah Kepemilikan di PTBA
Induk holding BUMN pertambangan, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), berencana menambah porsi kepemilikan sahamnya di PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Penambahan porsi kepemilikan saham akan dilakukan pada tahun ini.
Head of Corporate Communication and Government Relation Inalum, Rendi A Witular membenarkan rencana tersebut. Namun manajemen Inalum belum bersedia membeberkan berapa persen saham yang dibidik.
(KA02/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.