Sentimen Revisi Target Ekonomi China & The Fed : IHSG Uji Support 6.400

Bareksa • 06 Mar 2019

an image
Pegawai melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/11/2018). Pergerakan IHSG pada Jumat (9/11), ditutup melemah 1,72 persen ke level 5.874,15 dari posisi penutupan perdagangan kemarin di level 5.976,806. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

The Fed diprediksi akan tahan suku bunga sementara waktu

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini Rabu, 6 Maret 2019, pukul 09.57 berhasil menguat 0,14 persen di level 6.450, setelah sempat tertekan pada pukul 09.25 di 6.427.

IHSG kemarin melemah 0,73 persen di 6,441 dengan sektor consumer goods (-1,43 persen) mencatatkan koreksi terbesar. Adapun sektor aneka industri (1,3 persen) menjadi satu-satunya sektor yang menguat.

Koreksi IHSG terjadi di tengah bervariasinya bursa regional setelah pemerintah China menyatakan merevisi target pertumbuhan ekonomi menjadi 6 persen hingga 6,5 persen, lebih rendah dibandingkan realisasi 6,6 persen di tahun 2018, yang merupakan pertumbuhan terendah sejak tahun 1990.

Adapun Wall Street ditutup melemah dengan indeks DJIA turun 0,05 persen, S&P 500 turun 0,11 persen dan Nasdaq turun 0,02 persen dengan pasar memperhatikan jalannya perundingan dagang antara AS dan China serta dampak dari perang dagang terhadap laba korporasi Amerika Serikat.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan saat ini pembicaraan perdagangan antara Washington dan Beijing hampir mencapai kesepakatan. Selain itu, pasar juga merespons rilis laba dari perusahaan ritel target yang melampaui ekspektasi.

IHSG Uji Level Support 6.400

IHSG ditutup melemah pada perdagangan kemarin berada di level 6,441. Indeks juga sempat menguji EMA 50 dan atau support level 6,400, namun belum mampu melewatinya.

Hal tersebut memberikan peluang bagi indeks untuk mengalami penguatan dan bergerak menuju resistance level 6,495. Stochastic berada di wilayah netral dengan kencenderungan menguat, namun MACD berpotensi menghambat laju penguatan indeks.

Kemenkeu Tambah Anggaran DAK untuk APBN 2019

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menambah anggaran DAK non-fisik untuk tahun 2019 sebesar Rp7,59 triliun menjadi Rp131,04 triliun.

Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Penambahan ini diikuti oleh penambahan pos DAK, yang mana bertambah sebanyak 4 pos, yaitu Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Pendidikan Kesetaraan, BOP Museum dan Taman Budaya, Dana Pelayanan Kepariwisataan, dan Dana Bantuan Biaya Layanan Pengolahan Sampah (BLPS).

Nantinya, setiap daerah yang mendapat anggaran DAK ini, sebelumnya sudah harus mempunyai program terkait tema DAK tersebut.

The Fed Diprediksi akan Tahan Tingkat Suku Bunga Sementara Waktu

Presiden Federal Reserve of Boston, Eric Rosengren, menyatakan The Fed butuh beberapa kali pertemuan lagi untuk meastikan bahwa ekonomi AS dalam keadaan ekspansi. Ia juga menyatakan The Fed tidak akan mengkhawatirkan inflasi yang berada di atas 2 persen tanpa menaikan tingkat suku bunga.

Pernyataan Rosengren ini menambah daftar pemegang hak voting The Fed yang memberikan sinyal dovish kebijakan The Fed tahun ini. Padahal pada bulan Januari, Rosengren masih memperkirakan adanya kenaikan tingkat suku bunga 2 kali lagi.

(KA02/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.