Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu pagi, 20 Februari 2019 dibuka langsung menguat. Pada pukul 09.00, IHSG dibuka di level 6,522 dan pukul 09.50 WIB IHSG di level 6.533 atau menguat 0,6 persen dari penutupan Selasa. Penguatan IHSG setelah pada Selasa ditutup melemah.
IHSG ditutup berbalik melemah 0,05 persen di level 6.494,67 pada Selasa, 19 Februari, setelah sebelumnya bergerak menguat sejak awal pembukaan. Asing mencatatkan net sell Rp618,63 miliar, melanjutkan aksi jual bersih saham selama delapan hari berturut-turut.
IHSG melemah di tengah fluktuasi Bursa Asia dengan Indeks Nikkei 225 Jepang (0,1 persen) dan Indeks Shanghai Composite (0,05 persen) ditutup menguat, sedangkan Indeks Hang Seng Hong Kong (-0,42 persen) dan Indeks Kospi Korea Selatan (-0,24 persen) melemah. Bursa Asia ditutup variatif seiring investor masih mencermati perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang akan berlangsung di Washington pada Selasa kemarin.
Sedangkan di Amerika Serikat, Indeks Dow Jones Industrial Average (0,03 persen), indeks S&P 500 (0,15 persen) dan Nasdaq Composite (0,19 persen) ditutup menguat.
Bursa saham Wall Street Amerika Serikat menguat, setelah kinerja optimis dari Walmart mendorong sentimen investor di tengah berlanjutnya pembicaraan perdagangan tingkat tinggi AS - China di Washington.
Jelang RDG BI, IHSG Diperkirakan Bergerak Sideways
IHSG ditutup melemah tipis pada perdagangan kemarin setelah sempat bergerak menguat di awal perdagangan. Indeks berpeluang mengalami konsolidasi dengan kembali menguji resistance level 6,545. Stochastic yang bergerak meninggalkan wilayah oversold memberikan peluang adanya penguatan.
Akan tetapi jika indeks berbalik melemah dapat menguji support level 6,455. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif cenderung menguat terbatas.
BI Adakan Rapat Dewan Gubernur Hari Ini
Pada hari ini hingga besok, 21 Februari, Bank Indonesia (BI) kembali akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur, yang mana salah satu agendanya ialah penentuan tingkat suku bunga.
Berdasarkan data inflasi yang stabil, pergerakan nilai tukar rupiah yang cenderung terapresiasi, serta ekspektasi tingkat suku bunga The Fed, analisis Bareksa dan konsensus pasar memperkirakan BI tidak akan mengubah tingkat suku bunga, dan mempertahankannya pada level 6 persen.
ECB dan BOE Persiapkan Kemungkinan “No-Deal Brexit”
Sehubungan dengan semakin dekatnya tenggat waktu Brexit pada akhir Maret tanpa ada kejelasan bagaimana Inggris raya akan keluar dari Uni Eropa, baik European Central Bank (ECB) maupun Bank of England (BoE), mempersiapkan kebijakan antisipasi untuk mencegah adanya ketidakpastian ekonomi.
Dari pihak ECB, mereka memperkirakan bahwa “no-deal Brexit” akan menimbulkan Instabilutas makroekonomi Eropa, dan mereka mempersiapkan berbagai instrumen untuk mencegah instabilitas terjadi.
Salah satunya adalah menunda kenaikan tingkat suku bunga, yang mana direncanakan akan terjadi pada akhir tahun 2019 ini. Di sisi lain, BoE mempersiapkan stimulus-stimulus bagi perekonomian bila “no-deal Brexit” terjadi.
(KA02/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut