IHSG Menutup Tahun 2018 Naik Tipis di 6.194, Lima Saham Ini Paling Diincar Asing

Bareksa • 28 Dec 2018

an image
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution (ketiga kiri), Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Wimboh Santoso (kedua kanan), bersiap menutup perdagangan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (29/12). (ANTARA FOTO/Puspa Perwita)

Investor asing mencatatkan pembelian bersih pada perdagangan hari ini senilai Rp857,05 miliar

Bareksa.com - Mengakhiri perdagangan hari terakhir di tahun 2018, pasar saham Indonesia berhasil ditutup dengan cukup manis, meskipun hanya dengan kenaikan sangat tipis.
Pelaku pasar masih berani berburu aset berisiko pada hari ini meskipun tidak seagresif kemarin, seiring dengan positifnya perkembangan dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

Pasca pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping yang membuahkan beberapa perkembangan positif pada beberapa waktu lalu, tim perdagangan AS akan kembali berkunjung ke Beijing unuk melakukan negosiasi dagang dengan China.

Mengutip Reuters, pertemuan AS - China kemungkinan terjadi pada Januari. Pertemuan ini sedang direncanakan kedua pihak melalui komunikasi yang intensif.

"AS memang sedang dalam periode liburan. Namun tim perdagangan AS dan China tetap menggelar komunikasi dan pertemuan masih terjadwal sesuai rencana. Kedua pihak berencana melakukan pertemuan pada Januari menindaklanjuti komunikasi yang intensif melalui telepon," kata Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China.

Namun di sisi lain, ada risiko yang membatasi penguatan bursa saham benua kuning, yaitu perang dagang itu sendiri. Pasalnya, ada perkembangan yang bisa membuat damai dagang secara permanen menjadi sulit untuk dicapai.

Sebanyak tiga orang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Presiden AS Donald Trump berencana untuk menggunakan kebijakan eksekutif yang dimilikinya guna mendeklarasikan situasi darurat nasional, yang pada akhirnya akan melarang perusahaan-perusahaan asal AS untuk menggunakan perangkat telekomunikasi buatan Huawei dan ZTE, seperti dilansir dari CNBC International.

Kebijakan eksekutif yang sudah berada dalam proses perencanaan sejak lebih dari 8 bulan tersebut bisa diterbitkan secepatnya pada bulan Januari dan akan memberikan perintah kepada Kementerian Perdagangan untuk memblokir perusahaan-perusahaan AS dalam membeli peralatan dari perusahaan telekomunikasi asing yang membawa risiko signifikan bagi keamanan negara, kata sumber-sumber dari industri telekomunikasi dan pemerintahan AS.

Menutup perdagangan Jumat, 28 Desember 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,06persen dengan berakhir di level 6.194,5.

Aktivitas perdagangan terlihat cukup ramai di mana tercatat 24,37 miliar saham ditransaksikan dengan total nilai transaksi mencapai Rp10,74 triliun.

Secara sektoral, mayoritas sektor berakhir di zona hijau pada perdagangan hari ini, dengan tiga sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yakni pertanian (2,36 persen), pertambangan (1,58 persen), dan industri dasar (0,78 persen).

Di samping itu, tiga sektor tercatat berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini yaitu konsumer (-1,51 persen), manufaktur (-0,62 persen), dan perdagangan (-0,19 persen).

Sebanyak 242 saham menguat, 179 saham melemah, dan 125 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) cukup signifikan pada perdagangan hari ini senilai Rp857,05 miliar.

Saham-saham yang paling banyak diborong asing hari ini :

1. Saham BBCA (Rp84,79 miliar)
2. Saham ASII (Rp74,76 miliar)
3. Saham BBRI (Rp61,49 miliar)
4. Saham BBNI (Rp55,67 miliar)
5. Saham TLKM (Rp40,77 miliar)

Secara intraday, pergerakan IHSG cukup bervariatif pada perdagangan hari ini. Sempat dibuka di zona hijau, IHSG cenderung melemah di 1,5 jam awal perdagangan meskipun setelah itu berangsur kembali naik.

Namun saat memasuki sesi kedua, IHSG justru kembali mengalami tekanan hingga harus masuk ke zona merah, meskipun pada akhirnya saat pre closing IHSG berhasil terangkat hingga ditutup dengan kenaikan tipis.

(KA01/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.