Pasca Melonjak 6 Persen, Mampukah Saham WIKA Naik Lagi?

Bareksa • 13 Dec 2018

an image
Sejumlah orang mengamati layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Fitch Ratings memangkas outlook peringkat utang WIKA menjadi negatif

Bareksa.com - Harga Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) pada perdagangan Rabu, 12 Desember 2018 ditutup melonjak 6,01 persen dengan berakhir pada level Rp1.675 per saham.

WIKA bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 6.884 kali, dengan nilai transaksinya yang mencapai Rp117,75 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga broker teratas yang paling banyak membeli saham WIKA pada perdagangan kemarin antara lain Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) senilai Rp19,47 miliar, kemudian Bahana Sekuritas (DX) Rp14,40 miliar, dan CLSA Sekuritas (KZ) Rp12,72 miliar.

Nilai pembelian ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan WIKA masing-masing sebesar 16,54 persen, 12,23 persen, dan 10,80 persen.

Outlook Negatif

Lembaga pemeringkat Fitch Ratings memangkas outlook perusahaan konstruksi pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dari sebelumnya stabil menjadi negatif. Akan tetapi, rating utang perusahaan tetap berada di level BB.

"Revisi outlook ini mencerminkan risiko pelemahan profil finansial WIKA karena investasi pada proyek infrastruktur negara," jelas keterangan Fitch Ratings Singapura yang dirilis Senin (10 Desember 2018).

Selain itu, Fitch Rating dapat menetapkan prospek negatif lantaran leverage perusahaan (yang dihitung dari rasio utang terhadap EBITDA) dinilai berpeluang naik di atas level 2 kali. Kondisi tersebut diperkirakan akan terus bertahan dalam jangka menengah.

Sedangkan untuk jangka panjang, profil finansial WIKA dianggap masih dapat diimbangi penghasilan arus kas yang lebih baik. Hal tersebut didorong pertumbuhan order-book yang kuat, mengingat WIKA merupakan salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia yang dimiliki negara.

Peringkat WIKA mencakup peningkatan dua notch dari profil kredit standalone-nya dari level B+ atau setara A+ untuk standar Indonesia, untuk merefleksikan ekspektasi Fitch, bahwa ke depan akan ada dukungan yang kuat dari induknya, yakni Pemerintah Indonesia (BBB/Stabil) pada skenario tertekan.

Peringkat nasional yang dipertahankan di level AA menunjukkan ekspektasi akan risiko gagal bayar yang relatif sangat rendah terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.

Analisis Teknikal Saham WIKA

Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham WIKA pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang cukup besar. Kondisi tersebut menggambarkan saham ini bergerak menguat dalam rentang yang lebar hingga ditutup tiga tick di bawah level tertingginya.

Volume perdagangan saham WIKA kemarin terlihat mengalami lonjakan signifikan dibandingkan dengan sehari sebelumnya, yang menandakan adanya aksi pembelian serta antusiasme yang besar dari para pelaku pasar. Kemudian investor asing juga tampak mengoleksi saham WIKA dengan mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp5,51 miliar.

Apabila diperhatikan, saham WIKA masih dalam posisi minor uptrend yang cukup baik serta kemarin mampu menembus upper bollinger band, mengindikasikan adanya potensi kenaikan yang cukup kuat.

Kondisi tersebut juga didukung oleh indikator relative strength index (RSI) yang terpantau mulai kembali bergerak naik, dengan target terdekat berada di level Rp1.735. (KA01/hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.