Hasil KTT ASEAN dan Peluang Perang Dagang AS-China Berakhir, Ini Prospek IHSG

Bareksa • 14 Nov 2018

an image
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3). IHSG pada perdagangan pekan ini ditutup melemah 16,95 poin atau 0,27 persen ke level 6.304,95. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

IHSG berhasil rebound pada perdagangan kemarin setelah dua hari beruntun melemah

Bareksa.com - Setelah mengalami pelemahan cukup dalam pada dua hari beruntun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound pada perdagangan kemarin. Di awal perdagangan, IHSG sempat mengalami tekanan dengan dibuka pada zona merah mersespons aksi sell-off yang terjadi di Wall Street pada hari Senin.

Sebelumnya, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 2,32 persen, S&P 500 tergelincir 1,95 persen, dan Nasdaq Composite jatuh 2,78 persen. Namun, kabar positif datang dari China, dan sukses membuat gairah pasar kembali bangkit. Diawali dengan pidato Perdana Menteri China, Li Keqiang di KTT ASEAN di Singapura. 

Li menegaskan China bersedia untuk berdiskusi dengan negara-negara Asia Tenggara terkait isu perbatasan Laut China Selatan. Pedoman (code of conduct) mengenai Laut China Selatan diharapkan selesai dalam 3 tahun. 

Tidak hanya itu, Li juga menargetkan perundingan pembentukan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan rampung pada tahun depan. Dengan penyelesaian isu Laut China Selatan plus kelahiran RCEP, maka arus perdagangan ASEAN-China diharapkan semakin lancar. Indonesia pun akan menikmati manfaatnya, karena bisa meningkatkan kinerja ekspor dan mendatangkan devisa ke dalam negeri. 

Kemudian dilanjut dengan rencana kunjungan Wakil PM China Li Keqiang ke Washington. Mengutip dari South China Morning Post, kedatangan Li adalah untuk mematangkan rencana dialog Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 akhir bulan ini.  

Pelaku pasar menaruh harapan besar kepada pertemuan dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut. Bahkan harapan investor adalah hasil pembicaraan tersebut begitu positif hingga membuat Trump dan Xi mencabut seluruh bea masuk yang sudah diterapkan. Jika itu terjadi, maka perang dagang resmi akan berakhir. 

Pada perdagangan Selasa, 13 November2018, IHSG ditutup menguat 1,01 persen dengan berakhir di level 5.835,198. Aktivitas perdagangan tergolong ramai di mana tercatat 9,69 miliar saham ditransaksikan dengan nilai transaksi mencapai Rp7,88 triliun.

Sebanyak 168 saham mengalami kenaikan, sementara 188 saham mengalami penurunan, serta 147 saham tidak mengalami perubahan harga. Selain itu, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) pada perdagangan kemarin senilai Rp158,3 miliar.

Secara sektoral, hampir seluruhnya berakhir di zona positif pada perdagangan kemarin, kecuali hanya sektor pertanian yang ditutup melemah 1,86 persen. Adapun tiga sektor yang mencatatkan kenaikan tertinggi yaitu sektor keuangan (1,48 persen),disusul aneka industri (1,32 persen), dan perdagangan (1,08 persen).

Saham - saham yang mendorong IHSG pada perdagangan kemarin :

• PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) : 1,6 persen
• PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) : 2,1 persen
• PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) : 2,5 persen
• PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) : 18,2 persen
• PT United Tractors Tbk (UNTR) : 5,5 persen

Analisis Teknikal IHSG


Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang cukup besar menggambarkan bahwa IHSG bergerak positif dalam rentang yang cukup lebar.

Secara intraday, pergerakan IHSG sebenarnya dibuka pada zona merah, sebelum akhirnya terus meranjak naik sepanjang perdagangan kemarin. Meskipun pada saat pre closing sedikit terjadi penurunan sehingga menyebabkan IHSG gagal ditutup pada level tertingginya.

Indikator relative strength index (RSI) terpantau mulai mencoba berbalik arah mengindikasikan IHSG sedang berusaha kembali membangun momentum positifnya. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan menguat.

Namun di sisi lain, kondisi Bursa Saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup kompak melemah pada perdagangan kemarin diperkirakan bisa menjadi sentimen negatif yang menahan laju IHSG pada hari ini.

Indeks Dow Jones ditutup melemah 0,4 persen, sedangkan S&P500 turun 0,15 persen, dan Nasdaq terkoreksi 0,03 persen.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.