Tertekan Dalam Pekan Lalu, IHSG Diprediksi Menguat Ditopang Dua Sektor Saham Ini

Bareksa • 10 Sep 2018

an image
Karyawan berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (31/7). ANTARA FOTO/Reno Esnir

IHSG berpotensi kembali menguat dengan melanjutkan penguatan pada sektor keuangan dan konsumsi

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,3 persen ke level 5.851,46 pada Jumat pekan lalu. Penguatan IHSG ini diperkirakan akan berlanjut hari ini, meski terdapat beberapa sentimen negatif yang bisa mengganjal pergerakan IHSG.

BNI Sekuritas melalui hasil risetnya pada Senin, 10 September 2018 menjelaskan, pada pekan lalu, indeks saham Amerika Serikat melemah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,31 persen ke level 26.916, Nasdaq melemah 0,25 persen jadi 7.902 dan S&P500 tertekan 0,22 persen ke level 2.871.

Penurunan Pada Sektor teknologi, Kekhawatiran Terhadap Pengetatan

Kebijakan moneter dan kelanjutan isu perang dagang antara AS dengan China seiring pernyataan Trump yang akan memberlakukan US$267 miliar tarif tambahan terhadap barang China menjadi penyebab utama pelemahan pada indeks saham AS.

Sementara indeks saham Eropa bergerak bervariatif, CAC Paris naik 0,16 persen ke level 5.252, DAX Frankfurt menguat 0,04 persen ke level 11.959, namun FTSE London turun 0,56 persen ke level 7.277.

Di sisi lain di bursa domestik, pergerakan IHSG pekan lalu cukup fluktuatif dengan penutupan pada Rabu lalu melemah 185 poin atau minus 3,76 persen
dengan pelemahan rupiah yang menyentuh level IDR 14.940 per dolar AS. Serta meningkatnya kekhawatiran terhadap efeknya terhadap perekonomian dalam negeri.

Meski demikian, IHSG beranjak naik pada esoknya 1,63 persen dan pada Jumat lalu ditutup naik 75 poin (1,3 persen ) ke level 5.851 dengan nilai jual bersih asing yang mencapai Rp280 miliar dan menutup nilai tukar rupiah ke level IDR14.897 per dolar AS.

Pada penutupan IHSG Jumat lalu, kenaikan terbesar terjadi pada aneka industri (4,42 persen) dan pelemahan terbesar terjadi pada sektor perdagangan (-0,11 persen).

Jumat lalu, rilis cadangan devisa Indonesia untuk Agustus 2018 tercatat US$117,9 miliar (dibandingkan Juli 2018 sebesar US$118,3 miliar). Adapun indikator ekonomi yang akan rilis hari ini adalah penjualan motor dan ritel Indonesia untuk periode Juli 2018.

Dengan berlandaskan pada hal tersebut, BNI Sekuritas memperkirakan IHSG berpotensi kembali menguat dengan melanjutkan penguatan pada sektor keuangan dan konsumsi. Pergerakan indeks diprediksi akan bergerak dalam rentang 5.796 - 5.878.

Prediksi Reliance Sekuritas

Di sisi lain, Reliance Sekuritas mengungkapkan, mengakhiri pekan lalu mayoritas indeks saham Asia ditutup bervariasi.

Penguatan dipimpin oleh IHSG (1,3 persen) dan Indeks CSI (0,45 persen) sedangkan indeks Nikkei (-0,8 persen), TOPIX (-0,48 persen) dan KOSPI (-0,26 persen) memimpin pelemahan.

Investor tetap kembali menunggu langkah terbaru pada perdagangan perdagangan AS - China serta aksi tunggu data utama dari negara terbesar di dunia.

IHSG yang ditutup menguat cukup optimistis di antara indeks saham di Asia. Aksi jual investor asing teredam di akhir pekan setelah tercatat net sell Rp280,35 Miliar pada perdagangan sebelumnya.

Emiten aneka industri dan konsumer memimpin penguatan. Data indeks keyakinan konsumen turun moderat dan data cadangan devisa masih berada di atas US$115 miliar seakan menjadi penawar ketegangan investor pada nilai tukar rupiah.

Melihat prospek perintah terhadap intervensi rupiah masih mempunyai nafas.

Ekuitas Eropa membuka pekan dengan pesimistis. Indeks Eurostoxx (-0,33 persen), FTSE (-0,57 persen), DAX (-0,29 persen) dan CAC (-0,14 persen) dibuka cenderung melemah setelah data GDP untuk kuartal kedua 2018 tercatat turun di bawah ekspektasi stabil di level 2,1 persen dari 2,2 persen pada kuartal kedua tahun 2017.

Sentimen selanjutnya Tiongkok akan merilis data aktivitas ekspor dan impor serta neraca perdagangan dengan ekspektasi mengalami perlambatan dari aktivitas ekspor hingga di level 10 persen dari 12,2 persen. Selain itu Tiongkok pun merilis data inflasi dengan ekspektasi bertumbuh.

Secara teknikal pergerakan IHSG di akhir pekan hampir mengompensasi pelemahan signifikan yang terjadi pada Rabu dengan bergerak menguji resistance moving average 50 hari di kisaran level 5.900.

Indikator stochastic golden-cross pada area yang cenderung mendekati oversold. Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak tertahan di awal pekan dengan kecenderungan menguat terbatas menuji kembali MA50 pada rentan pergerakan 5 830-5.910.

(K09/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.