BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

IHSG dan Pasar Obligasi Terkoreksi, Peluang Investor Kembali Berinvestasi

Bareksa07 September 2018
Tags:
IHSG dan Pasar Obligasi Terkoreksi, Peluang Investor Kembali Berinvestasi
Ilustrasi investor di China sedang melihat layar yang menunjukkan pergerakan investasi reksa dana, saham, obligasi, surat utang negara.

Korelasi pergerakan IHSG dengan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam tren yang meningkat

Bareksa.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami koreksi sebesar 3,76 persen hingga menyentuh level 5.683 pada Rabu 5 September 2018, seiring dengan pelemmahan rupiah mendekati level psikologis Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Kondisi tersebut membuat pasar saham Indonesia menarik sebagai tempat berinvestasi. Di sisi lain, investor Asing sudah melihat peluang di pasar saham Indonesia setelah mencatatkan net buy pada Agustus 2018.

Korelasi pergerakan IHSG dengan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam tren yang meningkat dalam satu tahun terakhir. Kondisi tersebut menunjukkan investor memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah dalam mengambil keputusan investasinya di pasar saham.

Seperti dikutip riset Mandiri Manajer Investasi, penyebab pelemahan rupiah terhadap dolar AS sebagian besar akibat faktor eksternal. Setidaknya ada empat hal yang memengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah.

Promo Terbaru di Bareksa

Keempat faktor itu adalah normalisasi kebijakan bank Sentral AS, yakni Federal Reserve (The Fed), tensi perang dagang, penguatan dolar AS, hingga sentimen negatif terhadap negara berkembang. Semua faktor tersebut terjadi secara simultan sepanjang tahun ini.

Khusus untuk perhatian investor pada fundamental ekonomi negara berkembang, data-data ekonomi Indonesia tercatat lebih baik dibandingkan dengan kondisi negara yang sedang mengalami tekanan ekonomi, yakni Argentina dan Turki.

Data Makroekonomi Argentina, Indonesia dan Turki

Illustration

Permasalahan Argentina dan Turki adalah kenaikan inflasi yang cukup tinggi dan melebarnya defisit neraca berjalan. Hal itu direspon otoritas kedua negara tersebut dengan menaikkan tingkat suku bunga.

Sementara itu, Indonesia mengalami pertumbuhan tingkat inflasi dan neraca transaksi berjalan dengan kondisi yang relatif lebih baik.

Dari sisi domestik, pemerintah juga telah mengambil langkah – langkah perbaikan dengan koordinasi yang baik antara pemangku kebijakan fiskal dan moneter dalam mengendalikan defisit neraca transaksi berjalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar AS lebih disebabkan oleh faktor eksternal.

Di sisi lain, investor asing sudah mulai melihat peluang di pasar saham Indonesia. Setelah sempat tertekan pada awal hingga pertengahan Agustus, IHSG berhasil rebound pada periode 15-31 Agustus dengan return 4,31 persen. Pada akhir bulan, investor asing mencatatkan net buy senilai US$210.000.

Di pasar obligasi, sepanjang Agustus investor asing melakukan net buy sebesar US$900 juta. Namun, yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun justru meningkat dari 8,03 persen menjadi 8,20 persen pada akhir Agustus. Bahkan, yield obligasi pemerintah 10 tahun mencapai 8,69 persen per 7 September 2018.

Koreksi yang terjadi pada pasar saham dan obligasi saat ini menawarkan peluang investasi yang cukup menarik. Dari sisi valuasi, IHSG pada level 5,683 diperdagangkan pada forward PE-Ratio 13,46 kali, berada di bawah 1 kali standar deviasi yang sebesar 13,72 kali.

Begitu pula di pasar obligasi, dengan yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun yang sebesar 8,6 persen dan apabila kita ekspektasikan tingkat inflasi tahun depan sebesar 3,5 – 4,5 persen maka terdapat real yield sebesar 4,1 – 5,1 persen.

Dengan kondisi pasar saat ini, Mandiri Investasi melihat bahwa koreksi yang terjadi pada pasar saham dan obligasi sekarang menawarkan peluang investasi yang menarik.

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua