Bareksa.com – Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018 - 2021 mulai menjalankan beberapa program rencana kerja. Sejauh ini, setidaknya ada 12 rencana kerja yang telah ditetapkan termasuk rencana percepatan siklus penyelesaian transaksi dari T+3 menjadi T+2.
Selain percepatan siklus penyelesaian transaksi, sebagian besar rencana kerja BEI sangat terfokus pada pengembangkan teknologi informasi. Misalnya saja pengembangan electronic book building, lalu ada pendirian papan akselerasi, pengembangan sistem distribusi keterbukaan informasi perusahaan tercatat terintegrasi (IDX-DNA).
Ada juga pembentukan perusahaan TI, pengembangan sistem penyampaian dokumen pencatatan secara elektronik (e-registration), IDX virtual trading system, dan simplifikasi pembukaan rekening efek.
Direktur Utama BEI, Inarno Djayadi, menjelaskan sebenarnya program BEI tak hanya 12, namun daftar 12 program tersebut merupakan unggulan.
Papan akselerasi misalnya, kata Inarno, rencana ini untuk mengakomodir perusahaan berbasis usaha kecil dan menengah (UKM).
“Terutama yang belum siap bisa masuk ke papan akselerasi yang persyaratannya lebih ringan dari papan utama,” ungkap Inarno di Jakarta, Kamis, 19 Juli 2018.
Lalu mengenai pembentukan perusahaan TI, Inarno menyatakan pihaknya ingin membantu inklusi ke level daerah karena BEI tidak lepas dari perusahaan daerah.
“Konsepnya seperti perusahaan efek non anggota bursa. Perusahaan TI ini untuk back up back office di daerah,” imbuh dia.
Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI, Fithri Hadi, menyampaikan beberapa rencana kerja BEI yang terkait TI tersebut berlandaskan bagaimana meningkatkan basis konsumen.
“Apalagi jumlah investor belum banyak bergerak dari kisaran 500.000 sampai 600.000,” ujar Hadi.
Hadi menyebut memasuki ekonomi digital maka BEI harus mengembangkan produk substitusi yang memang diminati investor muda. Dengan begitu, BEI akan melakukan kemitraan dengan perusahan berbasis start up untuk mengembangkan jumlah investor.
Sejauh ini, Hadi melihat bagaimana perusahaan start up yang baru berdiri 3-5 tahun sudah bisa merangkul jutaan konsumen.
“Maka itu kami akan melakukan simplifikasi pembukaan rekening efek, agar prosesnya lebih cepat,” tambah Hadi.
(AM)