Terbitkan Obligasi Rp608 Miliar, Bagaimana Rasio Utang TBIG?
Perseroan membatasi leverage tidak lebih tinggi dari 6,25 kali
Perseroan membatasi leverage tidak lebih tinggi dari 6,25 kali
Bareksa.com – Emiten penyedia menara telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menyampaikan telah menyelesaikan penerbitan obligasi berkelanjutan III tahap I tahun 2018. Total penerbitan obligasi ini mencapai Rp608 miliar dengan tingkat kupon 8,5 persen untuk tenor 3 tahun.
Dalam keterangannya, CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong, menerangkan obligasi ini mendiversifikasi dan memperkuat struktur permodalan perseroan.
Terlebih, perseroan memiliki struktur utang yang sangat kuat dan sepenuhnya terlindung nilai, jangka panjang dan masih banyak ketersediaan komitmen yang belum digunakan.
Promo Terbaru di Bareksa
“Kami menjaga strategi lindung nilai yang berhat-hati dengan menggunakan instrumen lindung nilai derivatif yang berkelanjutan, dengan perlindungan lebih lanjut melalui US$40 juta per tahun dari pendapatan US$ jangka panjang yang terkontrak,” kata Hardi, Kamis, 5 Juli 2018.
Obligasi perseroan III tahap I ini setara kewajiban senior tanpa jaminan khusus dari Tower Bersama. Penggunaan dana dari penawaran ini, setelah dikurangi biaya penerbitan, akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban finansial dari entitas anak perseroan, khususnya fasilitas B dari credit facilities yang ada.
Hardi menambahkan obligasi TBIG III tahap I telah memperoleh peringkat AA- dari Fitch Indonesia. “Obligasi ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Juli 2018,” imbuh Hardi.
CFO Tower Bersama, Helmy Yusman Santoso, menuturkan leverage Tower Bersama saat ini masih jauh di bawah pembatasan obligasi untuk tidak lebih tinggi dari 6,25 kali untuk rasio total pinjaman (yang diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya) terhadap EBITDA kuartal terakhir yang disetahunkan.
“Kami sangat bahagia dapat memasuki pasar obligasi Rupiah dengan harga yang kompetitif,” tuturnya.
Sebagai informasi, per 31 Maret 2018, total pinjaman kotor (gross debt) perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US$ telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya mencapai Rp18,08 triliun. Sementara, total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp12,14 triliun.
Dengan saldo kas yang mencapai Rp926 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) perseroan menjadi Rp17,16 triliun dari total pinjaman senior bersih (net senior debt) menjadi Rp11,21 triliun.
“Menggunakan EBITDA kuartal pertama 2018 yang disetahunkan, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 3,1 kali dan pinjaman bersih terhadap EBITDA sebesar 4,8 kali,” imbuh Hardi.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.