Dua Saham Bank Ini Selamatkan IHSG dari Anjlok Lebih Dalam

Bareksa • 23 Mar 2018

an image
Seorang karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (7/3). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

IHSG hari ini ditutup turun 0,69 persen ke level 6.210,70 setelah menyentuh level terendah intraday 6.085

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memangkas penurunan hari ini, Jumat 23 Maret 2018, setelah sempat menyentuh level terendah intraday di area 6.000-an. Terpantau ada dua saham dari sektor perbankan yang menyelamatkan indeks pada menit terakhir perdagangan penghujung pekan ini.

IHSG ditutup turun 0,69 persen, atau 43,38 poin ke level 6.210,70. Padahal, pada pagi ini IHSG tercatat turun hingga menyentuh level terendah intraday 6.085 atau turun 2,7 persen dari penutupan kemarin.

Menurut data perdagangan di Bursa Efek Indonesia, telah terjadi transaksi senilai Rp8,68 triliun untuk sejumlah 11 miliar lembar saham hari ini. Investor asing masih mencatatkan jual bersih (net sell) Rp1,06 triliun.

Seluruh sektor saham yang ada di Bursa Efek Indonesia hari ini ditutup pada zona merah dengan penurunan terdalam dicatat oleh sektor konsumer sebesar 1,1 persen dan aneka industri sebesar 1,08 persen. Dari seluruh saham tercatat, sebanyak 115 saham menguat, 265 saham melemah, 120 saham tidak berubah harganya dan 115 saham tidak diperdagangkan.

Ada yang menarik dari pergerakan IHSG hari ini, karena terpantau menguat tajam di menit-menit terakhir perdagangan atau di sesi pre-closing. Sesi yang berada antara pukul 15:50 dan 16:00 WIB ini menjadi pembentukan harga penutupan bagi saham-saham di Bursa Efek Indonesia.

Menurut penelusuran Bareksa, ada dua saham perbankan yang bergerak drastis pada sesi pre-closing ini yang berbalik arah dari zona merah ke zona hijau. Kedua saham tersebut adalah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

Saham BBCA sepanjang hari ini bergerak di bawah level penutupan kemarin setelah dibuka pada harga Rp23.000. Namun, di akhir sesi, saham ini berbalik menguat dan ditutup di Rp23.800 atau naik 1,49 persen dari harga penutupan kemarin.

Saham BBCA sendiri hari ini ditransaksikan senilai Rp293,29 miliar dengan volume sebanyak 12,59 juta lembar. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp580,92 triliun.

Selain itu, saham BMRI juga ditutup menguat 0,63 persen ke Rp8.050, dibandingkan Rp8.000 pada penutupan kemarin. Padahal, saham ini sepanjang hari ditransaksikan di bawah level penutupan kemarin setelah dibuka di Rp7.800.

Telah terjadi transaksi senilai Rp356,28 miliar untuk saham BMRI saja hari ini dengan volume sebanyak 45,33 juta lembar. Kapitalisasi pasarnya telah menyentuh Rp371,91 triliun.

Penurunan IHSG hari ini melanjutkan penurunan pada hari Kamis lalu, saat pelaku pasar merespon kenaikan suku bunga Amerika Serikat ke level 1,75 persen dan komentar gubernur The Fed Jerome Powell bahwa akan ada tiga kali kenaikan pada 2018 dan akan menyusul kenaikan pada tahun 2019.

Selain itu, pada hari ini pelaku pasar juga merespon tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Setelah sebelumnya Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menaikkan tarif impor untuk baja dan alumunium dan dilanjutkan dengan menginstruksikan kepada perwakilan perdagangan Amerika Serikat Robert Lighthizer untuk memungut tarif sebesar US$ 50 miliar kepada produk impor dari Tiongkok.

Selanjutnya, Tiongkok dengan segera membalas dengan mengatakan bahwa mereka tidak takut perang dagang dan langsung mengumumkan rencana untuk kenaikan tarif impor pada US$ 3 miliar impor dari AS dan kepada 128 produk Amerika Serikat.

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.