Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah hingga berada di bawah level penutupan akhir tahun lalu. Pelemahan indeks pada hari ini seiring dengan kondisi ekonomi global yang memberikan sentimen negatif pada pasar modal Indonesia.
Hingga jeda siang ini, 15 Maret 2018, IHSG terpantau turun 0,52 persen atau 33,43 poin ke 6.349,19. Level tersebut lebih rendah dibandingkan dengan level penutupan pada 29 Desember 2017, yakni 6.355,65. Padahal, IHSG pada 19 Februari 2018 baru saja mencatat rekor tertinggi sepanjang masa di 6.689,29.
Grafik Pergerakan IHSG Intraday 15 Maret 2018
Sumber: Bareksa.com
Sepanjang sesi pertama perdagangan hari ini telah terjadi transaksi senilai Rp3,85 triliun untuk 6,29 miliar lembar saham. Investor asing telah mencatatkan jual bersih (net sell) Rp231,46 miliar hingga jeda siang ini.
Mayoritas indeks saham sektoral di Bursa Efek Indonesia mencatatkan penurunan hari ini dengan dipimpin oleh sektor infrastruktur yang melemah 1,29 persen. Hanya dua sektor, yakni pertambangan dan properti yang masih menguat masing-masing 0,46 persen dan 0,13 persen hingga dapat menahan penurunan indeks lebih dalam hari ini.
Adapun saham yang menjadi pemberat IHSG pada hari ini sekaligus yang paling banyak dijual oleh investor asing adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang turun 1,97 persen ke Rp3.980. Saham TLKM mencatat net sell asing sebesar Rp133,03 miliar hari ini.
Kemudian, saham Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga anjlok 2,13 persen ke Rp3.670 dan saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) melemah 1,62 persen ke Rp4.240. Investor asing terpantau menjual bersih saham BBRI senilai Rp44 miliar dan saham HMSP sebesar Rp27 miliar.
Pelemahan IHSG hari ini terbawa sentimen dari bursa Amerika Serikat (AS) kemarin yang ditutup kembali tertekan. Pada Rabu 14 Maret 2018, Indeks Dow Jones tergerus 1 persen, kemudian S&P500 terkoreksi 0,19 persen, dan Nasdaq turun 0,64 persen.
Departemen Perdagangan AS mengatakan penjualan ritel turun 0,1 persen bulan lalu. Data Januari direvisi untuk menunjukkan penjualan turun 0,1 persen, bukan turun 0,3 persen seperti dilaporkan sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya sejak April 2012 penjualan ritel AS turun selama tiga bulan berturut-turut.
Sementara itu, nilai tukar rupiah juga terpantau melemah terhadap dolar AS. Berdasarkan kurs transaksi Bank Indonesia, rupiah hari ini berada di Rp13.748 per dolar AS, terdepresiasi 0,06 persen dibandingkan dengan Rp13.739 pada kemarin. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.