Bareksa.com - Bursa saham AS terjun dalam perdagangan yang sangat fluktuatif pada hari Senin, 5 Februari 2018 waktu setempat. Indeks Dow Jones turun hampir 1.600 poin. Penurunan itu merupakan penurunan intraday terbesar dalam sejarah, karena investor bertarung dengan kenaikan imbal hasil obligasi dan inflasi yang berpotensi menguat.
Tidak berbeda, indeks benchmark S&P 500 anjlok 4,1 persen atau penurunan persentase terbesar sejak Agustus 2011, karena koreksi yang telah lama ditunggu dari rekor tertinggi yang terus terjadi sejak awal tahun lalu.
Sektor keuangan, kesehatan dan industri turun paling dalam, namun penurunannya menyebar luas karena semua kelompok utama S&P turun setidaknya 1,7 persen. Kemudian semua 30 saham dalam komponen Dow Jones berakhir negatif.
Dengan penurunan pada hari Senin kemarin, indeks S&P 500 menghapus kenaikannya pada 2018 dan kini tercatat turun 0,9 persen secara year to date.
Banyak investor telah khawatir pasar saham akan mengalami pullback pada bulan ini. Sebab pasar saham telah mencetak rekor tinggi yang didorong oleh beberapa data ekonomi dan prospek pendapatan perusahaan yang solid, serta diperkuat oleh pemotongan pajak perusahaan AS yang telah disahkan pada Desember 2017 lalu.
Laporan pekerjaan Januari yang dirilis pada akhir pekan kemarin memicu kekhawatiran akan inflasi dan lonjakan imbal hasil obligasi, serta kekhawatiran bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan karena sinyal perbaikan ekonomi yang semakin kuat.
Rinciannya, Indeks Dow Jones turun 1.175,21 poin atau 4,6 persen menjadi 24.345,75, kemudian S&P 500 kehilangan 113,19 poin atau 4,1 persen menjadi 2.648,94 dan Nasdaq Composite turun 273,42 poin atau 3,78 persen menjadi 6.967,53.
Indeks Volatilitas Cboe VIX naik 115,6 persen yang disebut indikator kepanikan Wall Street, melonjak 104 persen menjadi 35,02, tingkat tertinggi sejak Agustus 2015, menurut FactSet.
Indeks S&P 500 berakhir 7,8 persen atau turun dari rekor tertinggi pada 26 Januari, sementara Indeks Dow Jones turun 8,5 persen sejak tanggal tersebut.
Bahkan dengan penurunan tajam pagi tadi WIB, Indeks Dow Jones sempat turun 1.597 poin atau 6,3 persen, yang merupakan penurunan poin satu hari terbesar yang pernah terjadi, karena menembus level 25.000 dan 24.000 selama perdagangan.
Sebelumnya pasar saham telah naik untuk mencatat puncak sejak pemilihan Presiden Donald Trump dan terus naik hingga mencapai 23,8 persen sejak kemenangannya. Trump sering memuji bangkitnya pasar saham selama masa kepresidenannya.
Seiring pasar saham yang turun pada hari Senin, Gedung Putih mengatakan fundamental ekonomi AS masih kuat. (AM)