Jelang Merger dengan Bank Sumitomo, Saham BTPN Naik Hingga Auto Rejection

Bareksa • 30 Jan 2018

an image
Karyawan memotret pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Harga saham BTPN melonjak 24,54 persen ke Rp4.060, diborong oleh investor asing

Bareksa.com - Harga saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) melonjak hingga mencapai batas tertinggi yang diperbolehkan dalam sehari. Lonjakan ini menyusul pengumuman bank nasional tersebut yang akan merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia.

Harga saham BTPN melonjak 24,54 persen ke Rp4.060 hingga pukul 10.10 WIB hari ini 30 Januari 2018. Bahkan, harga saham BTPN sempat menyentuh Rp4.070, atau naik 25,8 persen. Peningkatan harga saham BTPN menyentuh batas tertinggi harian sehingga order di atas harga tersebut terkena penolakan otomatis (auto rejection).

Hingga berita ini ditulis, telah terjadi transaksi saham BTPN senilai Rp30,7 miliar dengan jumlah 77.000 lot saham dengan frekuensi 1.712 kali. Terpantau investor asing membeli bersih (net buy) saham BTPN senilai Rp3 miliar.

Berdasarkan pantauan aktivitas broker summary, pembeli terbesar saham BTPN adalah Citi Group Sekurtitas (CG) yang mencatatkan beli bersih Rp3,9 miliar sebanyak 9.750 lot saham. Dari angka tersebut, kesemuanya adalah investor asing. Transaksi melalui CG mencakup 12 persen dari perdagangan saham BTPN pada hari ini.

Pembeli bersih terbesar kedua saham BTPN hari ini adalah RHB Sekuritas (DR) yang mencatatkan net buy Rp2,0 miliar sebanyak 4.861 lot saham.

Adapun penjual terbesar saham BTPN adalah CLSA Indonesia (KZ) yang mencatat jual bersih Rp10,6 miliar sebanyak 26.258 lot saham.

Dalam keterbukaan informasi tertanggal 29 Januari 2018, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan BTPN, Anika Faisal, menyampaikan, perseroan akan melakukan pengkajian dan persiapan teknis untuk merger dengan Bank Sumitomo Indonesia. (Baca : BTPN Syariah Persiapkan IPO Saham Tahun Depan)

Langkah merger tersebut adalah keputusan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) yang merupakan pemegang saham dari kedua bank tersebut. Per 30 November 2017, SMBC mengendalikan 40 persen saham BTPN dan 98,48 persen saham Bank Sumitomo Indonesia.

“Merger ini juga sejalan dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam rangka konsolidasi sektor keuangan yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan memaksimalkan sinergi sektor keuangan di Indonesia,” tulis Anika. (Lihat : Minat Asing Kuasai Lebih dari 40 Persen Saham Bank di Indonesia Meningkat)

Anika menyatakan perseroan akan memastikan semua proses yang dijalankan akan mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sebagai informasi, total aset BTPN hingga 30 September 2017 mencapai Rp93,79 triliun dari posisi akhir Desember 2016 di Rp91,37 triliun. Sementara aset Bank Sumitomo Indonesia pada periode yang sama mencapai Rp68,58 triliun dari posisi akhir 2016 sebesar Rp73,08 triliun. (Lihat : Laba BTPN Turun 13% Ditengah Peningkatan Kredit Yang Menekan Net Interest Income)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.