Bareksa.com – Tren penguatan di pasar saham tampak kembali berlanjut yang tercermin dari rekor tertinggi baru Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang masa (all time high). Penguatan ini mendorong kinerja produk investasi berbasis saham, termasuk reksa dana saham.
Pada perdagangan Rabu (17 Januari 2018), IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 6.452 dan berakhir ditutup di level 6.444. Sejak awal tahun (secara year to date), IHSG sudah membukukan peningkatan 1,85 persen. Bahkan, hingga jeda siang hari ini 18 Januari 2018, IHSG sempat menyentuh 6.483 yang merupakan level intraday tertinggi.
Pasar saham memang diperkirakan akan membukukan kinerja positif di tahun ini. Dalam laporan riset yang dikeluarkan pada 06 November 2017, tim riset PT Bahana Sekuritas memprediksi IHSG akan mencapai level 7.000 di akhir tahun 2018 mendatang, dengan asumsi EPS Growth sebesar 12 persen.
Tidak hanya perusahaan sekuritas, perusahaan manajer investasi seperti PT Kresna Asset Management juga memberikan outlook yang positif untuk pasar saham di tahun ini. Target IHSG dari PT Kresna Asset Management di tahun ini adalah di level 7.200.
Dian Putra Tanjaya, Head of Bank Partnership PT Kresna Asset Management mengatakan, IHSG berpotensi mencapai level 7.200 dikarenakan tahun 2018 merupakan tahunnya politik dimulai. Hal ini dapat memberikan dorongan bagi saham-saham BUMN (blue chips) mencatatkan performa yang baik.
Terlebih, adanya Asian Games pada 18 Agustus 2018 mendatang dapat mendorong performa pasar saham terutama pada sektor consumer. Dian juga menambahkan ada beberapa risiko yang perlu mendapatkan perhatian khusus di antaranya kebijakan dari bank sentral AS The Fed yang rencananya akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya sebanyak empat kali di tahun ini.
“Selain itu, kenaikan harga minyak dunia juga menjadi perhatian khusus, dikarenakan hal ini juga dapat mempengaruhi perekonomian. Kami mengasumsikan harga minyak US$60 per barrel di tahun 2018,“ imbuhnya dalam paparan outlook pasar 2018 di Bareksa pada Senin, 15 Januari 2018 lalu.
Di tahun 2018 ini, Kresna Asset Management berfokus pada sektor perbankan dan sektor consumer. Adapun dalam pengelolaan reksa dana berbasis saham, selain pada sektor perbankan dan consumer, Kresna juga berfokus pada sektor infrastruktur dan properti (konstruksi).
Salah satu reksa dana berbasis saham kelolaan Kresna Asset Management yang kini tersedia di platform Bareksa.com adalah reksa dana Kresna Flexima. Reksa dana ini adalah jenis reksa dana campuran dengan penempatan aset pada saham, obligasi, dan pasar uang yang perbandingannya tidak termasuk dalam kategori reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap.
Secara teoritis, potensi hasil serta risiko reksa dana campuran dapat lebih tinggi dibandingkan reksa dana pendapatan tetap tetapi lebih rendah dibandingkan reksa dana saham.
Dalam setahun terakhir, reksa dana Kresna Flexima telah mencatatkan pertumbuhan return sebesar 15,91 persen (per 17 Januari 2018). Berikut tabel performa return dari reksa dana Kresna Flexima :
Sumber : Bareksa.com
Reksa dana ini juga memiliki total dana kelolaan sebesar Rp175,78 miliar hingga Desember 2017. Kresna Flexima dapat menjadi pilihan alternatif bagi investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang dengan periode investasi 3-5 tahun.
Namun, ada baiknya sebelum membeli produk reksa dana, setiap investor dapat membaca dan memahami isi propektus serta ringkasan produk reksa dana terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar investor dapat mengenali setiap produk reksa dana yang telah disesuaikan dengan tujuan dan profil risikonya masing-masing. (hm)
**
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..