Saham BBRI Menguat 1,69 Persen, Ini Analisis Teknikalnya

Bareksa • 17 Jan 2018

an image
Sejumlah orang mengamati layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) pada Selasa, 16 Januari 2018 ditutup menguat ke Rp3.610

Bareksa.com - Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) pada perdagangan Selasa, 16 Januari 2018 ditutup menguat 1,69 persen ke level Rp3.610. BBRI menjadi saham peringkat kedua dengan nilai transaksi terbesar senilai Rp330,41 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer saham BBRI antara lain RHB Sekuritas (DR) dengan nilai pembelian Rp57,64 miliar, kemudian Ciptadana Sekuritas (KI) senilai Rp45,06 miliar, dan Mandiri Sekuritas (CC) senilai Rp31,70 miliar.

Analisis Teknikal BBRI

Sumber: Bareksa.com

Secara teknikal, candle BBRI pada perdagangan kemarin membentuk white marubozu. Kondisi tersebut menggambarkan sepanjang perdagangan kemarin saham ini bergerak dalam zona positif hingga mampu ditutup di level tertingginya.

Secara intraday, pergerakan BBRI terlihat sudah mulai menguat sejak awal perdagangan dan berhasil mempertahankannya hingga akhir perdagangan sekaligus membawa IHSG terdorong naik 0,74 persen.

Sebelumnya pergerakan saham ini terlihat cenderung terkoreksi setelah naik cukup tinggi, namun mampu tertahan oleh garis moving average periode 20 hari menandakan uptrend saham ini belum terpatahkan.

Indikator volume kembali terlihat mengalami peningkatan mengindikasikan adanya tren pembelian yang meningkat. Kemudian indikator Relative Strength Index (RSI)  terlihat mulai bergerak positif dan saat ini berada di level 63 atau masih cukup jauh dari area overbought (jenuh beli) di level 80 menandakan sinyal kenaikan saham ini masih cukup kuat, terutama untuk menguji resisten terdekat di level Rp 3.720. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut