Seberapa Besar Kekuatan Investor Lokal Di Bursa Efek Indonesia?

Bareksa • 16 Jan 2018

an image
Sejumlah pengunjung menghadiri acara penutupan perdagangan IHSG bulan Januari 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Sepanjang tahun 2017, ketika investor asing terpantau banyak keluar dari pasar saham, IHSG tetap menghijau.

Bareksa.com – Investor asing, yang dipercaya memiliki dana besar, sering menjadi acuan dalam pergerakan pasar saham. Meskipun demikian, sepanjang tahun 2017, kinerja pasar modal Indonesia yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia ternyata lebih banyak ditopang oleh investor domestik.

Sepanjang 2017, IHSG meningkat 19,99 persen meskipun investor asing terpantau keluar dari pasar saham sebesar Rp40,94 triliun. Seperti terlihat di dalam grafik, IHSG pada akhir tahun 2017 ditutup di 6.355,65, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang tahun lalu.

Padahal, hingga penghujung tahun, nilai kepemilikan asing terpantau terus turun setelah mencapai puncaknya pada 26 Mei 2017, yakni pasca lembaga pemeringkat global Standard and Poor's (S&P) menyematkan status layak investasi (investment grade) bagi surat utang Indonesia dengan menaikkan rating menjadi BBB-.

Grafik: Pergerakan Arus Dana Asing 2017

Sumber: Bareksa.com

Pada akhir Mei 2017 kepemilikan asing di pasar saham tercatat masih berada di level Rp181,58 triliun -- level tertinggi sepanjang 2017. Namun, pada akhir tahun 2017, investor asing hanya tersisa Rp112,28 triliun. Berarti investor asing telah keluar dari pasar modal Indonesia sebesar Rp60,3 triliun dalam waktu sekitar 7 bulan.

Sementara itu IHSG terus melenggang menembus level 6.355,65 pada akhir tahun 2017, atau naik 11,2 persen jika dibandingkan level 5.716,82 pada akhir Mei 2017.

Tidak terpengaruhnya pergerakan IHSG dengan keluarnya investor asing ini pasti terdorong kekuatan investor lokal.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per 20 Desember 2017, jumlah investor Pasar Modal Indonesia tercatat 1.118.913 orang atau  meningkat  25,24 persen dibandingkan  dengan  November  tahun sebelumnya. Jumlah tersebut  merupakan  jumlah Single  Investor  Identification (SID) terkonsolidasi  yang  terdiri  dari investor Saham,  Surat  Utang, Reksa  Dana, Surat  Berharga  Negara  (SBSN)  dan  Efek lain yang tercatat di KSEI. Sedangkan Aset di C-BEST mengalami pertumbuhan sebesar 19,33 persen menjadi Rp4.269,04 triliun.

Total  aset  yang  tercatat di C-BEST  selama  2012 hingga  Desember 2017 meningkat 54,5 persen dari Rp2.762,22  triliun  menjadi  Rp4.269,04  triliun.  Kenaikan  tersebut  sejalan  dengan  meningkatnya IHSG di pasar modal.

Total aset yang tercatat di C-BEST tanggal 20 Desember 2017 masih didominasi kepemilikannya oleh  investor lokal  sebesar 54,59 persen.  Persentase  tersebut meningkat dari tahun  sebelumnya (per Desember  2016 ) saat kepemilikan lokal mencapai 51,77 persen. Hal ini menunjukkan kontribusi investor domestik yang semakin besar di Pasar Modal Indonesia.

Investasi Asuransi dan Dana Pensiun

Kekuatan investor lokal juga tercermin dari meningkatnya porsi saham dan reksa dana yang masuk melalui sejumlah institusi seperti perusahaan asuransi dan dana pensiun (dapen). (Baca : Tiga Saham Ini Kembali Beraksi di Pre Closed Bawa IHSG Cetak Rekor Baru 6.133)

Menurut pantauan dari Bareksa, kelolaan dana asuransi yang ditempatkan pada saham sejak Juni-Oktober tercatat naik signifikan jika dibandingkan periode Januari-Mei.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai investasi saham perusahaan asuransi pada Oktober sebesar Rp200,8 triliun. Angka ini melonjak 15,6 persen jika dibandingkan kelolaan saham pada Mei yang hanya Rp173,7 triliun. Adapun porsi protofolio saham mencapai 22 persen dari seluruh investasi perusahaan asuransi.

Tidak hanya saham, kelolaan dana asuransi terhadap reksa dana pun terus meningkat. (Lihat : IHSG Ditutup Hijau 10 Menit Terakhir, Ditarik Saham Ini)

Kenaikan paling signifikan terjadi sejak Juni-Oktober. Pada Oktober kelolaan atas reksa dana mencapai Rp204,9 triliun. Angka ini melonjak hingga 44 persen jika dibandingkan kelolaan dana pada Mei yang hanya Rp145 triliun.

Investasi Sektor Asuransi dalam Saham dan Reksa Dana

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan diolah Bareksa

Selain perusahaan asuransi, portofolio saham dalam kelolaan investasi dapen sejak awal tahun terpantau stabil dengan porsi setiap bulannya mencapai Rp29-Rp30 triliun. Pada November 2017, dapen berinvestasi di saham hingga Rp29,74 triliun. Angka tersebut setara 11,8 persen dari seluruh portofolio yang mencapai Rp252 triliun. (Baca : Manulife Proyeksikan IHSG Tahun Depan Tembus 7.000)

Investasi Dana Pensiun di Saham dan Reksa Dana

 

 

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan diolah Bareksa

Tidak berbeda, porsi investasi di reksa dana sebagai instrumen investasi dapen terus meningkat, terutama pada Juni-Oktober 2017. Tercatat pada Oktober 2017, nilai kelolaan reksa dana telah mencapai Rp15,37 triliun. Angka tersebut naik 6 persen jika dibandingkan kelolaan dana pada Mei 2017 yang hanya Rp14,5 triliun.

Adapun porsi investasi di reksa dana hingga Oktober 2017 mencapai 6,1 persen jika dibandingkan seluruh portofolio dapen. (Lihat : Prospek Ekonomi dan Sektor Jasa Keuangan 2018 Versi OJK) (hm)