Tertekan Penurunan Saham Big Caps, Bagaimana Prospek IHSG?
Penurunan ini disebabkan oleh mayoritas saham-saham berkapitalisasi besar yang juga turun cukup dalam
Penurunan ini disebabkan oleh mayoritas saham-saham berkapitalisasi besar yang juga turun cukup dalam
Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu, 3 Januari 2018 ditutup turun cukup dalam sebesar 1,38 persen ke level 6.251,48. Penurunan ini disebabkan oleh mayoritas saham-saham berkapitalisasi besar yang juga turun cukup dalam. (Baca : IHSG Meroket di Awal Tahun, Selalu Didorong Kenaikan Sektor Konsumer?)
Saham-saham itu antara lain :
• PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) : -4,08 persen
• PT Astra International Tbk (ASII) : -1,82 persen
• PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) : -3,58 persen
• PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) : -3,35 persen
Seluruh sektor mengalami penurunan pada perdagangan kemarin, dengan penurunan terdalam dialami oleh sektor konsumsi sebesar -2,51 persen, sektor manufaktur (-2,11 persen), dan sektor infrastruktur (-1,9 persen). (Lihat : Hari Pertama Perdagangan 2018: Dua Saham Ini Langsung Sentuh Batas Atas)
Promo Terbaru di Bareksa
Selain itu, nilai transaksi pada perdagangan kemarin mencapai Rp7 triliun dan investor asing tercatat melakukan net buy tipis senilai Rp72,96 miliar.
Penurunan yang terjadi pada perdagangan kemarin cukup wajar mengingat indeks telah naik cukup tinggi pada beberapa waktu terakhir, serta minimnya sentimen positif pada awal tahun yang dapat membawa indeks untuk naik lebih tinggi lagi. (Baca : Dorong Ekonomi Tumbuh, JK Minta Investor dan Emiten Berinvestasi di Sektor Riil)
Analisis teknikal IHSG
Sumber : Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG membentuk bearish candle disertai short lower shadow. Kondisi tersebut menggambarkan sepanjang perdagangan kemarin indeks mengalami tekanan cukup besar sehingga terus berada di zona merah, walaupun di akhir perdagangan ada sedikit perlawanan sehingga indeks tidak ditutup di level terendahnya. (Baca : Sri Mulyani : Listing di Bursa Efek, Perusahaan Bisa Ekspansi Tanpa Utang)
Indikator volume terlihat mengalami penurunan menandakan penurunan yang terjadi merupakan koreksi yang cukup sehat mengingat kenaikan indeks yang sudah cukup tinggi bahkan sempat menyentuh level 6.400. (Lihat : Jokowi Tutup Perdagangan Pasar Modal 2017, IHSG Ditutup Tembus Rekor Baru 6.355)
Indikator relative strength index (RSI) terlihat mulai bergerak turun mengindikasikan adanya sinyal pelemahan lanjutan terutama untuk menguji level support di 6.173 yang merupakan garis simple moving average periode 20 hari. (Baca : Jokowi, Transaksi Rp28,38 Triliun, Hingga Pertumbuhan Tertinggi IHSG Sejak 2014)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.