Bareksa.com - Harga saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) pada perdagangan Selasa 31 Oktober 2017 ditutup menguat 3,43 persen di level Rp70.000 per saham. GGRM menjadi saham dengan nilai transaksi perdagangan terbesar keempat dengan nilai transaksi mencapai Rp253,25 miliar.
Kenaikan tersebut merupakan kenaikan kelima kali berturut-turut GGRM yang dimulai sejak Rabu lalu tanggal 25 Oktober 2017. Dalam kurun waktu tersebut, harga saham GGRM telah terapreasiasi sebesar 12,24 persen.
Berdasarkan pantauan broker summary, anggota bursa yang tercatat memborong banyak saham GGRM antara lain CLSA Sekuritas (KZ) dengan nilai pembelian Rp41,87 miliar, kemudian RHB Sekuritas (DR) dengan nilai pembelian Rp39,17 miliar, dan Nomura Sekuritas (FG) dengan nilai pembelian Rp33,20 miliar. Nilai transaksi pembelian ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan GGRM masing-masing sebesar 16,43 persen , 15,61 persen , dan 13,07 persen.
Analisis Teknikal GGRM
Sumber: Bareksa.com
Secara teknikal pergerakan GGRM yang cukup tertekan sejak Agustus lalu hingga menyentuh level terendah di Rp61.925, mulai menunjukkan sinyal reversal (pembalikan arah) dalam empat hari perdagangan terakhir yang ditandai dengan muncul bullish candle secara beruntun. Pada perdagangan kemarin pun GGRM telah berhasil memcatat break Resistance di level .Rp69.550 sehingga berpotensi untuk kembali melanjutkan penguatan.
Secara foreign flow, pada perdagangan kemarin investor asing tercatat mengakumulasi saham GGRM dengan melakukan net buy sebesar Rp30,07 miliar. Indikator Volume yang mengiringi kenaikan GGRM menandakan saham ini tengah dalam fase akumulasi dalam beberapa hari terakhir. Indikator Relative Strength Index (RSI) saat ini berada di level 65 atau masih cukup jauh dari area overbought (jenuh beli) di level 80. Support GGRM berada di level Rp67.900 dan Resistance di level Rp74.975. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.