Berita Hari Ini : Bursa Efek Syariah akan Dibangun di Surabaya, Laba BJBR Turun

Bareksa • 30 Oct 2017

an image
Jajaran manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) tengah memaparkan hasil kinerja tahun buku 2016, di Jakarta, Kamis (2/3)

Penjualan alat berat UNTR melonjak 73 persen hingga kuartal III

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting pemberitaan ekonomi dan aksi korporasi, yang disarikan dari laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dan berita media hari ini, Senin, 30 Oktober 2017;

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR)

BJBR mencatat realisasi laba bersih secara konsolidasi sampai kuartal III 2017 sebesar Rp1,07 triliun. Realisasi laba sampai September 2017 ini turun 8 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Penurunan laba ini disebabkan karena kenaikan pendapatan bunga bersih dan fee based income tidak sebanding dengan biaya operasional.

PT United Tractors Tbk (UNTR)

Penjualan alat berat Komatsu yang diageni oleh UNTR melonjak 64 persen pada September 2017 dibandingkan dengan September 2016 menjadi 333 unit.

Dengan posisi penjualan tersebut, maka anak usaha PT Astra International tbk (ASII) itu telah mengakumulasi penjualan alat berat 2.744 unit sepanjang Januari-September 2017. Angka tersebut meroket 73 persen dibanding periode yang sama tahun lalu 1.588 unit.

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Hingga kuartal III 2017 ini, BSDE mencatatkan marketing sales hingga Rp 4,8 triliun. Pendapatan pra-penjualan ini mencerminkan 66 persen dari target perusahaan di 2017 ini, di mana kontribusi terbesar masih sebagian besar berasal dari BSD City Serpong.

Bursa Efek Syariah di Surabaya

Bursa Efek Syariah akan dibentuk. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, mengadakan studi banding ke Dubai Financial Market (DFM) di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), bursa efek syariah terbesar di dunia saat ini.

Rencananya, bursa saham syariah ini tidak akan didirikan di Jakarta. "Saya kira lebih baik di Surabaya," imbuh Tito. Alasannya, saat ini distibusi broker masih terpusat di Jabodetabek. Diestimasi sekitar 70 persen broker ada di daerah tersebut.

Tito masih belum pasang target kapan bursa syariah ini bakal berjalan. "Secara teori, sembilan bulan juga bisa jalan," cetus dia. Kini BEI masih mengkaji hal-hal yang perlu dipersiapkan. Dua pekan ke depan, BEI juga akan kembali menemui DFM, dengan salah satu agenda untuk mempersiapkan bursa syariah ini.

PT Angkasa Pura II

PT Angkasa Pura II mulai membuka rencana untuk membangun Bandara Soekarno-Hatta 2.

Direktur Utama Angkasa Pura II ( AP II) Muhammad Awaluddin mengungkapkan kapasitas Bandara Soekarno-Hatta yang eksisting diperkirakan akan mencapai titik maksimal pada 2025 yang diprediksi telah mencapai 100 juta penumpang.

Jumlah tersebut melampaui daya tampung Bandara Soetta yang eksisting. Adapun saat ini kapasitas Bandara Soekarno-Hatta mencapai sekitar 60 juta penumpang per tahun.

Guna mengantisipasi kenaikan jumlah penumpang di bandara Soekarno-Hatta eksisting, AP II saat ini tengah menyiapkan pembangunan terminal 4 yang berada di kawasan pergudangan Soewarna.

Terminal 4 Bandara Soekarno Hatta nantinya memiliki luas sekitar 300.000 meter persegi, atau sedikit lebih kecil dari terminal 3 yang mencapai 400.000 meter persegi. Tahap konstruksi akan dilakukan paling cepat pada 2018. (AM)