Bareksa.com – Aksi jual saham oleh investor asing terus berlanjut hingga tengah bulan Oktober ini. Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai net sell investor asing telah mencapai Rp14,77 triliun sejak awal tahun hingga 9 Oktober 2017.
Pada penutupan perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada pada level 5.914,93 atau naik 0,16 persen dari periode hari sebelumnya 5.905,38. Hal ini membuat IHSG secara year to date (periode 30 Desember 2016 sampai 9 Oktober 2017) tumbuh 11,67 persen.
Meski terus tumbuh, aksi jual investor asing pun cukup besar sepanjang perdagangan Senin, 9 Oktober 2017. Dalam sehari, nilainya mencapai Rp 266,71 miliar. Adapun saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) menjadi yang terbanyak dijual investor asing.
Namun, secara year to date, saham yang paling banyak dijual asing justru adalah PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS). Menurut Penelusuran Bareksa, catatan net sell investor asing di saham DMAS mencapai Rp5,98 triliun.
Net sell investor asing di saham milik Grup Sinarmas ini merupakan hasil transaksi perpindahan saham di pasar negosiasi pada 29 Mei 2017. Pelakunya adalah AFP International Capital Pte Ltd dan PT Sumber Arusmulia yang menggelar transaksi jumbo ini.
Kepastian itu tertuang dalam keterangan Direktur Independen sekaligus Sekretaris Perusahaan Puradelta Tondy Suwanto, Selasa, 30 Mei 2017. Dalam keterangan ini disebut, AFP International menjual 25,96 miliar saham DMAS atau setara dengan 53,87 persen kepemilikannya ke Sumber Arusmulia. Pelepasan saham DMAS oleh AFP ke Sumber Arusmulia dihargai Rp230 per saham.
Grafik: Pergerakan Saham DMAS Periode 30 Desember 2016 – 9 Oktober 2017
Sumber: Bareksa.com
Sejak AFP International melepas kepemilikannya, saham DMAS pun terus mengalami penurunan. bahkan, saham DMAS menyentuh level terendah tahun ini Rp190. Hal ini pun membuat saham DMAS secara tahunan hingga 9 Oktober 2017 turun 17,39 persen dari periode akhir 2016 Rp230.
Posisi kedua saham yang banyak dijual asing adalah PT Astra International Tbk (ASII). Hingga 9 Oktober 2017, net sell asing di saham ASII mencapai Rp5,67 triliun.
Pelepasan kepemilikan oleh asing membuat saham ASII hingga 9 Oktober 2017 turun 3,62 persen dari periode akhir 2016 Rp8.275. Padahal sepanjang tahun ini, saham ASII sempat menyentuh level tertinggi Rp9.150 pada 21 April 2017. Adapun sebagian besar transaksi jual bersih asing pada saham ASII terjadi di pasar reguler.
Dan posisi ketiga saham yang paling banyak dijual asing kembali jatuh kepada Grup Sinarmas. Adalah PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA). Net sell asing pada saham SMMA hingga 9 Oktober 2017 mencapai Rp4,26 triliun.
Seperti DMAS, aksi jual bersih asing pada saham SMMA lebih banyak terjadi di pasar negosiasi. Bedanya, saham SMMA sampai 9 Oktober 2017 mengalami kenaikan 16,03 persen dari Rp8.575 pada akhir 2016 menjadi Rp9.950. (hm)