Bareksa.com - Pasar keuangan Filipina tutup pada Selasa, 12 September 2017 hari ini seiring dengan tutupnya kantor-kantor pemerintah dan sekolah usai hujan deras menerjang negara itu dan menyebabkan banjir di sebagian ibukota Manila serta beberapa provinsi lainnya.
Seperti dikutip dari GMA News, perdagangan mata uang, saham dan obligasi dihentikan usai kantor Presiden Rodrigo Duterte ditutup, demikian dikatakan gubernur bank sentral Nestor Espenilla. Perdagangan di Philippine Stock Exchange (PSE) dan Philippine Dealing System (PDS) juga ditutup sementara.
Sedikitnya lima penerbangan domestik dibatalkan menurut otoritas bandara Manila.
Banjir yang melanda kota Manila memblokade beberapa daerah dah jalur lalu lintas termasuk daerah yang menghubungkan antara sebagian kota di selatan dan utara Manila.
Dengan adanya pergerakan angin topan dari teluk tenggara Filipina, diperkirakan angin tersebut akan menerjang Provinsi Quezon dan Aurora pada Selasa sore ini, kata BMKG setempat.
Filipina selama setahun rata-rata dilewati oleh 20 angin topan dari Samudera Pasifik di mana topan Haiyan menewaskan lebih dari 6.000 orang pada 2013 lalu.
Komparasi Pertumbuhan Perekonomian 6 Negara Asia Tenggara
Sumber : Tradingeconomics, diolah Bareksa
Di tengah adanya musibah yang melanda Filipina, Bareksa mencoba menganalisis pertumbuhan beberapa negara anggota ASEAN ini dengan melibatkan variabel pertumbuhan indeks masing-masing negara dikurangi dengan inflasi serta menguat atau melemahnya mata uang negara tersebut terhadap dolar AS.
Dari sisi pertumbuhan inflasi, Indonesia masih menjadi negara dengan pertumbuhan Inflasi tertinggi dibanding dengan negara lainnya. Meski begitu, angka inflasi ini yang sifatnya year on year masih berada di bawah target pemerintah sebesar 4 persen.
Jika dilihat berdasarkan kurs, Bath Thailand terapresiasi hingga 5 persen sepanjang tahun. Hal ini menjadi katalis positif tersendiri bagi Thailand di tengah inflasi yang kecil disertai dengan pertumbuhan indeks terbaik kedua, mengantarkan Thailand sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi paling baik saat ini.
Filipina menjadi negara dengan pelemahan ekonomi terbesar, hal itu disebabkan oleh tingginya inflasi, pertumbuhan indeks yang kurang dari 10 persen disaat indeks negara lainnya tumbuh double digit, disertai mata uang yang terdepresiasi atau melemah hingga 7,4 persen.