Bareksa.com - Hingga akhir tahun 2017, Analis PT Mega Asset Management, Nyoman Adi Ramachandra menargetkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menembus level 6000 atau naik sekitar 13 persen dengan perkiraan sektor pertambangan dapat tumbuh hingga 62,49 persen.
Menurut Nyoman, IHSG dapat naik ke level 5.969 jika beberapa faktor dapat mendukung, seperti ada penurunan suku bunga sebanyak dua kali, selain itu rupiah dan inflasi juga berada dalam keadaan yang stabil, paket kebijakan yang efektif, foreign direct investment (investasi asing langsung) yang lebih tinggi, daya beli menguat, harga komoditas kuat hingga arus dana asing yang bergerak positif.
Suku bunga acuan Bank Indonesia pada 22 Agustus 2017 lalu telah turun 25 basis poin dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen. Namun jika pertumbuhan ekonomi moderat dan suku bunga tidak turun lagi maka IHSG diperkirakan hanya berada di level 5.732 hingga akhir tahun.
Dalam presentasi Mega Aset, Nyoman juga mengatakan sektor saham yang akan diperkirakan tumbuh paling besar hingga akhir tahun adalah sektor pertambangan dengan ekspektasi pertumbuhan sebesar 62,49 persen.
Grafik: Fundamental Secara Sektoral
Sumber: Presentasi Mega Asset Management
Namun jika kita hitung pertumbuhan sektor pertambangan hingga akhir Agustus hanya tumbuh 29,4 persen dalam waktu setahun.
Dari pantauan Bareksa hingga tanggal 31 Agustus 2017 indeks sektor pertambangan baru berada di level 1.505,53 dari periode yang sama tahun sebelumnya berada di level 1.163,64.
Grafik: Pergerakan Indeks Pertambangan Selama 1 Tahun
Sumber: Bareksa.com
Jika indeks pertambangan di prediksi dapat tumbuh 62,49 persen hingga akhir tahun, maka pertumbuhan sektor ini dapat naik signifikan dalam sisa waktu empat bulan.
Adapun sentimen dari pendorong naiknya sektor pertambangan adalah harga komoditas seperti harga minyak, nikel, batu bara, dan emas yang naik memberikan sentimen positif.
menurut data Bloomberg, indeks Bloomberg Commodity dalam dua bulan telah naik 6,5 persen menjadi 172 dari sebelumnya 161,58.
Grafik: Indeks Bloomberg Commodity Selama 1 Tahun
Sumber: Bloomberg.com
Sementara harga batu bara dunia. Harga batu bara global di pelabuhan Newcastle, Australia sudah mencapai US$ 85,67 per metrik ton pada Juni 2017, naik 32,9 persen selama satu tahun dari sebelumnya US$ 64,42 per metrik ton.
Grafik: Pergerakan Harga Batu Bara Australian Thermal (US$/metrik ton)
Sumber: Index Mundi
Sementara 9 dari 44 saham pertambangan yang melantai di bursa dalam waktu satu tahun terakhir yang naik lebih dari 100 persen adalah PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) yang naik 296 persen, PT SMR Utama Tbk (SMRU) naik 208 persen, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik 196 persen PT Toba Bara Tbk (TOBA) naik 139 persen, PT Harum Energy Tbk (HRUM) naik 122 persen, PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) naik 120 persen, PT Medco Energy Tbk (MEDC) naik 121 persen, PT Benakat Integra Tbk (BIPI) yang naik 104 persen dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) naik 102 persen
Tabel: 9 Saham Pertambangan Yang Naik Lebih Dari 100% Dalam 1 Tahun
Sumber: Bareksa.com